Menceritakan Isi Cerita Fantasi sesuai dengan Kaidah Penceritaannya
paket-wisatabromo.com – pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai hal-hal yang terkait dengan Menceritakan isi cerita fantasi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan, “Menceritakan berarti menuturkan cerita. Menceritakan merupakan kegiatan mengujarkan isi cerita yang telah dibaca atau didengar”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menceritakan merupakan kegiatan menceritakan isi cerita yang sudah dibaca/didengar.
Langkah-langkah Menceritakan Isi Cerita fantasi
Sebuah cerita adalah sarana untuk menyampaikan sebuah ide atau pesan melalui serangkaian penataan kata-kata yang baik diterima dan memberi dampak yang lebih luas.
Dalam menceritakan isi sebuah cerita tentunya ada beberapa langkah yang harus diperhatikan. Keraf (1994, hlm. 150), ada beberapa petunjuk untuk menceritakan sebuah cerita sebagai berikut.
1. Pilihlah topik cerita yang punya nilai.
2. Tulislah peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas.
3. Selipkan dialog jika mungkin perlu.
4. Pilihlah detail cerita secara teliti.
5. Tetapkan pusat pengisahan secara tegas.
Ada beberapa teknik menceritakan isi cerita yaitu sebagai berikut.
1. Menghilangkan informasi yang berlebihan.
2. Mengkombinasikan informasi.
3. Menyeleksi topik kalimat.
4. Membuat ikhtisar.
5. Mengingat hal menarik dari bacaan.
Syarat keberhasilah menceritakan isi cerita fantasi adalah percaya diri
1. Percaya diri
Percaya diri merupakan keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif.
Pengertian percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya.
Percaya diri adalah motivasi diri dalam diri untuk mengembangkan diri dan menjadikannya sebuah kekuatan dan kemampuan di dalam diri.
Hal yang membuat seseorang menjadi kurang percaya diri yaitu diri mereka sendiri atau hanya sebuah ilusi mereka sendiri.
Percaya diri diartikan sebagai suatu kepercayaan dari kemampuan diri sendiri yang memadai dan menyadari akan kemampuannya.
Ada tujuh pilar untuk membangun rasa percaya diri atau self confidence bahwa aku: ciptaan Tuhan, mandiri, punya kelebihan, berpengetahuan luas, realistis, asertif, duduk dan berdiri tegak.
Pembelajaran menceritakan isi cerita fantasi merupakan pembelajaran yang menggunakan keterampilan berbicara. Berbicara di depan kelas harus memiliki rasa percaya diri.
Aspek-aspek percaya diri antara lain keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis.
2. Menguasai isi cerita fantasi
Baca berulang-ulang, temukan ide inti atau ide utama sampai benar-benar memahami isinya. Hal in berguna untuk memperlancar proses menceritakan.
Bahan menceritakan
Anak: Sepasang Saudara Penyihir
Di sebuah desa yang damai, hiduplah dua saudara kembar yang memiliki kekuatan sihir. Mereka adalah Niko dan Arko. Meski merupakan saudara kembar, namun watak keduanya sangat berbeda drastis.
Niko sangat sombong dan angkuh serta Arko merupakan anak yang baik hari. Niko memiliki keistimewaan yaitu menguasai sihir lebih banyak sehingga dengan sombongnya selalu memamerkan kemampuannya.
Arko yang merupakan kakak dari Niko selalu melarang adiknya untuk memamerkan kekuatannya kepada teman-temannya atau menggunakan sihir dengan sembarang.
Akan tetapi Niko selalu mengelak dan mengatakan bahwa Arko iri dengan kemampuan sihir Niko. Sikap Niko justru semakin menjadi-jadi, diubahnya semua benda di sekelilingnya menjadi batu termasuk hewan ternak milik keluarganya.
Arko terus menasihati si adik tapi tetap saja Niko yang keras kepala dan angkuh merasa bahwa dirinya paling kuat dan hebat hingga seluruh benda di dalam rumahnya diubah menjadi batu.
Ada satu benda yang belum diubah, yaitu cermin. Niko yang membacakan mantera kemudian berniat mengubah cermin menjadi batu ternyata terbalik ke arahnya. Mantera tersebut ternyata terpantul ke arah Niko.
Niko akhirnya berubah menjadi batu. Melihat keadaan kakaknya, Arko memberitahukan guru sihir kemudian meminta bantuannya untuk membebaskan sang kakak dari sihir yang diperbuat sendiri.
Namun guru sihir tidak bisa membantu karena mantera itu bersifat abadi dan hanya bisa di ubah oleh orang yang memiliki cermin tersebut yang telah membacakan mantera sihir mengubah benda menjadi batu.
Keledai dan Penjual Garam
Cerita ini mengisahkan seorang penjual garam yang tinggal di suatu desa di tepi pantai dengan keledai kesayangannya yang menemaninya setiap waktu untuk menjual garam di kota.
Si penjual garam merupakan seseorang yang dikenal baik dan dermawan. Setiap hari dia membagikan hasil penjualannya kepada tetangga dan fakir miskin. meskipun hidupnya juga tidak bergelimang harta.
Setiap kali berhasil menjual garam, dia akan belikan pakaian dan makanan untuk di sedekahkan.
Pedagang garam tersebut memiliki seekor keledai yang digunakan untuk mengangkut garam ke kota terdekat.
Ia sangat menyayangi keledai tersebut sampai makanan dan tempat tinggal keledai selalu disediakan.
Keledai tersebut sudah dianggap keluarga dan menjadi teman hidup satu-satunya pedagang garam tersebut. Akan tetapi keledai tersebut tampaknya tidak puas dengan perlakuan pedagang garam.
Si keledai beranggapan bahwa mengapa tuannya tidak membelikan gerobak untuk mengangkut barang dagangannya menuju ke kota daripada harus ditaruh di atas punggungnya setiap hari.
Alhasil, keledai tersebut selalu mencari cara agar ia dapat terbebas untuk tidak membawa beban berat saat pergi ke pasar.
Akhirnya, dia menyusun rencana untuk berpura-pura terjatuh ke dalam sungai dan merendam garam tersebut. ia berpikir dengan cara tersebut beban yang dibawanya akan semakin ringan setiap harinya.
Namun, lama-kelamaan tuannya juga mengetahui bahwa keledainya hanya berpura-pura kepadanya agar tidak dibawakan beban yang berat
Suatu hari, dinaikkan lah kapas pada punggung keledai. Petani tidak memberitahukan bahwa yang dibawa bukanlah garam melainkan kapas.
Hal ini untuk memberikan pelajaran kepada keledai yang suka mengeluh padahal sudah sangat dikasihi.
Setiba di jembatan, keledai tersebut tanpa menunda waktu langsung menjatuhkan diri ke dalam sungai dan kapas kemudian menyerap air sungai.
Bukannya ringan, justru beban yang dibawa keledai semakin berat karena kapas yang dia bawa menyerap air.
Petani kemudian menjawab dengan bijaksana. Si penjual garam berkata bahwa sebenarnya yang keledai bawa bukanlah garam melainkan kapas yang menyerap air.
Si penjual garam telah mengetahui bila keledai hanya berpura-pura terjatuh agar bebannya tidak berat. Akan tetapi, si penjual garam menilai bahwa perbuatan keledai sungguh merugikanya.
Keledai tersebut kemudian sangat malu karena selama ini ia seperti tidak tahu diri dan tidak tahu terima kasih kepada si pedagang garam.
Bacalah bahan menceritakan cerita fantasi di atas! Pilih salah satu saja!
Tentukan ringkasan isi dan rangkaian peristiwa!
Berdasarkan ringkasan urutan peristiwa cerita fantasi di atas, lakukanlah hal-hal berikut!
Membentuk kelompok yang terdiri atas 5 atau 6 orang satu kelompok!
Tiap kelompok diundi untuk ke depan kelas atau di luar kelas (tiap anggota ditempel kertas bernomor 1-5).
Guru memerintahkan nomor yang disebut untuk memulai menceritakan isi cerita. Guru akan menghentikan dan berpindah pada nomor yang lain untuk melanjutkan isi cerita. Selama satu kelompok tampil, siswa kelompok lain menilai dengan format berikut!
Artikel terkait:
- Kaidah Kebahasaan Cerita Fantasi yang Tepat dan Contoh Analisisnya
- Menelaah Struktur Cerita fantasi yang Dibaca dan Didengar dengan Tepat
- Mengidentifikasi Unsur Cerita Fantasi yang Dibaca dan Didengar
- Jenis-Jenis Teks Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs
No | Hal yang Dinilai | Skor | Skor | |||
1 | Kelancaran penceritaan | 1 | 2 | 3 | 4 | |
2 | Ketepatan isi dengan cerita yang dibaca | |||||
3 | Intonasi dan kejelasan lafal | |||||
4 | Kekompakan | |||||
5 | Kepercayaan diri |
Demikianlah pembahasan mengenai kompetensi dasar Menceritakan Isi Cerita Fantasi sesuai dengan kaidah penceritaannya. Semoga bermanfaat.