Mengenal Puisi Rakyat: Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

Mengenal Puisi Rakyat: Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

paket-wisatabromo.com-Kali ini saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 2 semester 1. Materi pertemuan pertama pada bab 2 ini adalah Mengenal Puisi Rakyat. Kalian akan diajak mengenali jenis dan unsur puisi rakyat.

Mengenal Puisi Rakyat: Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

Adapun tujuan pembelajaran kali ini adalah kalian dapat menjelaskan jenis dan unsur puisi rakyat.

Mengenal Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah sastra lisan berupa puisi terikat yang berkembang pada masa masyarakat tradisional.

Dikatakan terikat karena puisi jenis ini diatur oleh ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait, dan rima.

Pada umumnya, puisi rakyat bersifat anonim (nama pengarangnya tidak diketahui), diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut, dan disebarkan dalam bentuk yang tetap dan tidak berubah.

Selain itu, puisi rakyat terikat aturan-aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait, dan juga pengulangan kata yang bisa terdapat di awal maupun akhir sajak (rima).

Agar kalian dapat mengenal puisi rakyat, baiklah terlebih dahulu kalian baca puisi di bawah ini.

Bacalah puisi rakyat di bawah ini!
Puisi 1

Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Bersakit-sakit dahulu

Bersenang-senang kemudian

Karakter puisi di atas tersaji berikut ini.

Jumlah Bait                                         : 1

Jumlah Baris dalam Setiap Bait          : 4

Jumlah Suku Kata Tiap Baris               : 8-9

Pola Rima                                            : abab

Jenis Puisi                                            : Pantun

Pesan dalam Puisi                               : Nasihat

Puisi 2

Kurang pikir kurang siasat

Tentu dirimu kelak tersesat

Kalau mulut tajam dan kasar

Boleh ditimpa bahaya besar

Puisi di atas mempunyai ciri berikut ini.

Jumlah Bait                                         : 1

Jumlah Baris dalam Setiap Bait          : 4

Jumlah Suku Kata Tiap Baris               : 8-10

Pola Rima                                            : aabb

Jenis Puisi                                            : Gurindam

Pesan dalam Puisi                               : Nasihat

Puisi 3

Assalamualaikum anak cucu hantu pemburu

Yang diam di rimba sekampung

Yang duduk di ceruh banir

Yang bersandar di pinang burung

.Yang berteduh di bawah tukas

Tali buaya semambu tunggal

Kurnia Tengku Sultan Berimbangan

Yang diam di Pagaruyung

Rumah bertiang terus jelatang

Rumah berbendul bayang-bayang

Bertaburkan batang purut-purut

Janganlah engkau mungkir setia padaku

Matilah engkau ditimpa daulat empat penjuru alam

Mati ditimpa malaikat yang empat puluh empat

Mati ditimpa tiang Ka’bah

Mati dipanah halilintar

Mati disambar kilat senja

Informasi berikut ini adalah karakter puisi di atas.

Jumlah Bait                                         : 1

Jumlah Baris dalam Setiap Bait          : 4

Jumlah Suku Kata Tiap Baris               : 12-16

Pola Rima                                            : abaa

Jenis Puisi                                            : Syair

Pesan dalam Puisi                               : Perenungan

Puisi rakyat memiliki fitur bait dan baris dengan jumlah yang tak jauh berbeda antarbarisnya. Hal ini menyebabkan puisi rakyat memiliki irama yang menarik apabila dituturkan.

Jenis dan Unsur Puisi Rakyat

Berikut ini adalah beberapa jenis puisi rakyat.

1. Pantun

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, pantun adalah jenis puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari empat baris.

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan.

Penyebaran Pantun tersebar hampir di seluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.

Dan melalui pantun, kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat.

Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu.

Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

Untuk ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

Ciri-ciri pantun:

a. Satu bait terdiri atas empat baris.

b. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.

c. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi.

d. Rima akhirnya berpola a-b-a-b. Artinya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan baris keempat.

Sampiran adalah pembuka dari pantun, berada di baris pertama dan kedua berfungsi untuk tumpuan saja. Sedangkan isi adalah bagian dari pantun dan pembaca mengungkapkan makna atau perkataan sebenarnya yang ingin disampaikan melalui pantun.

2. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat dengan agama dan moral.

Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

a. Setiap bait terdiri atas dua baris atau larik.

b. Setiap larik terdiri atas 8–14 suku kata.

c. Larik pertama merupakan syarat, sedangkan larik kedua merupakan jawaban.

d. Larik pertama dan kedua membentuk kalimat majemuk, umumnya merupakan hubungan sebab-akibat.

e. Rima akhirnya berpola a-a.

3. Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia.

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.

Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair

a. Setiap bait terdiri dari empat baris.

b. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

c. Bersajak a-a-a-a.

d. Semua baris adalah isi tentang kisah atau cerita

e. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

4. Mantra

a) Terdiri dari beberapa rangkaian kata yang memiliki irama

b) Isinya berhubungan dengan kekuatan gaib, dibuat dan diucapkan untuk tujuan tertentu c)Mengandung rayuan dan perintah

d) Merupakan satu bagian yang utuh dan tidak bisa dipahami melalui setiap bagiannya e)Mementingkan keindahan permainan bunyi.

Baca:

1. Teks Puisi Rakyat : Pantun, Syair, Gurindam yang Tepat-Unduh

2. Struktur Fisik Puisi Rakyat Menurut Herman J. Waluyo-Unduh

3. Struktur Batin Puisi Rakyat-Unduh

4. Mengenal Pantun: Pengertian, Unsur, Fungsi, Struktur, Jenis, Ciri, dan Latihan Soal-Unduh

5. Mengenal Syair: Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, Unsur, Fungsi, Manfaat, dan Latihan Soal-Unduh

6. Mengenal Gurindam: Pengertian, Fungsi, Jenis, Ciri, Contoh, dan Latihan Soal-Unduh

7. Mengenal Cerita Fantasi: Pengertian, Ciri-Ciri, Struktur, Jenis, dan Contohnya-Unduh

8. Telaah Struktur Cerita Fantasi: Belajar dengan Gajah Mada-Unduh

Demikian pembahasan mengenai Mengenal Puisi Rakyat: Jenis dan Unsur Puisi Rakyat. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *