Struktur Batin Puisi Rakyat
paket-wisatabromo.com-Buat kalian yang lagi mempelajari puisi rakyat, khusunya kalian yang masih duduk di kelas 7 semester 1 SM PMTs berikut ini disajikan mengenai struktur batin puisi rakyat. Penjelasan struktur batin puisi rakyat ini diharapkan dapat menambah wawasan kalian mengenai puisi rakyat.
Struktur Batin Puisi rakyat
Berikut ini dibahas struktur batin puisi secara umum terlebih dahulu. Pengertian struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang. Untuk struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat. Berikut ini penjelasannya.
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh penyair. Pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.
Misalnya jika desakan yang kuat itu berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisinya bertema kemanusiaan. Waluyo (1987: 107) menjelaskan bahwa tema puisi bersifat lugas, objektif dan khusus.
Biasanya tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya dengan konsep-konsep yang terimajinasikan. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi objektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).
Tema dapat terbagi menjadi beberapa bagian, misalnya ketuhanan(religius), cinta, kesetiakawanan, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan lain-lain.
Untuk mengetahui suatu tema dalam puisi perlu mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan.
2. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca berkenaan dengan pokok persoalan dalam puisinya. Penyair memiliki sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca (Waluyo, 1987: 125).
3. Perasaan (Feeling)
Dalam menciptakan puisi, penyair tentu ikut diekspresikan dan dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan yang lain memiliki hubungan yang erat terhadap wawasan penyair dan dapat dilihat dari latar belakang sosial maupun psikologisnya.
Menurut Waluyo (2015:40) “Perasaan penyair adalah perasaan yang diekspresikan dengan penuh penghayatan dan takaran yang tepat sehingga puisi tersebut terasa hidup, menyentuh rasa haru, dan menggetarkan.”
4. Amanat
Amanat atau tujuan, yakni maksud yang hendak disampaikan penyair melalui puisinya. Menurut Waluyo (1987: 130), amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.
Biasanya amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan.
Pada umumnya, amanat terkait dengan makna yang berhubungan dengan orang perorangan, konsep seseorang, dan situasi ketika penyair mengimajinasikan karyanya.
Sifat amanat sebuah puisi adalah interpretatif, artinya setiap orang mempunyai penafsiran makna yang berbeda dengan yang lain.
Struktur Batin Puisi Rakyat
Pembahasan mengenai struktur batin puisi rakyat tentu saja tidak berbeda dengan struktur batin puisi yang telah dibahas di bagian atas.
Puisi rakyat terdiri atas pantun, syair,gurindam, dan mantra. Untuk struktur batin puisi rakyat terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat. Berikut ini penjelasannya.
Struktur Batin Puisi Rakyat
Pembahasan mengenai struktur batin puisi rakyat tentu saja tidak berbeda dengan struktur batin puisi yang telah dibahas di bagian atas.
1. Pantun
a. Tema Pantun
Tema pantun adalah pokok pikiran yang dipakai dasar pengarang menciptakan pantun. Biasanya, tema pantun dapat disimpulkan berdasarkan isi pantun yang terdapat pada larik tiga dan empat.
Untuk tema pantun yang paling banyak dijumpai adalah berjenis pantun nasehat. Biasanya pantun nasehat sudah diajarkan sejak kita masih SD.
Contoh Pantun tema pendidikan yang dikutip dari berbagai sumber sebagai referensi.
Nyalakan motor yang bergetar
Kaki terkena luka yang perih
Jika kamu rajin belajar
Sukses masa depan akan diraih
b. Nada Pada Pantun
Nada dalam pantun adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penonton. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
Jika kita bicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada: jika kita berbicara tentang suasan jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita akan berbicara tentang suasana.
Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
Misalnya, nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Contoh lainnya, nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat minimbulkan suasana khusuk.
c. Perasaan atau feeling Pantun
Biasanya, Perasaan (feeling) Perasaan dalam pantun berkaitan dengan bagaimana sikap seseorang dalam pantunnya, baik saat menulis, mendengarkan, atau mengucapkan pantun tersebut.
Perasaan bisa berupa sedih, senang, bahagia, dan semangat. Dalam pantun meminang ungkapan perasaan yang digunakan yaitu semangat, bahagia, dan sedih.
Contoh
Satu tambah satu sama dengan dua
Satu tambah dua sama dengan tiga
Hormati kedua orang tua
Agar kamu masuk surga
Pantun di atas terdapat satu imaji yaitu imaji merasakan, terdapat pada isi pantun di atas yaitu “Hormati kedua orang tua, agar kamu masuk surga”, seakan-akan pendengar ikut merasakan ketaatan kepada orang tua dan menghormatinya agar kelak bisa masuk surga dengan cara memperlakukan orang tua kita dengan baik dan memuliakan mereka.
d. Amanat pada Pantun
Amanat adalah suatu maksud yang terkandung dalam sebuah pantun. Biasanya amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa dan nada puisi. Apabila ingin menentukan amanat pantun, kita bisa fokus pada bait ketiga dan keempat atau bagian isi.
Contoh Amanat
Contoh 1
Bertamasya ke kota Bandung
Jangan lupa beli kue bolu
Kalau kamu tengah bingung
Jangan lupa membaca buku
Amanat yang ingin disampaikan pencipta pantun adalah agar siapapun yang sedang dilanda kebingungan dalam mencari jawaban dari suatu pertanyaan.
Contoh 2
Ada kera memakan pepaya
Sambil minum teh melati
Sudah kepalang jatuh cinta
Ternyata dia sudah bersuami
Amanat pantun ini memberikan gambaran perasaan kecewa orang yang jatuh cinta setelah mengetahui orang yang disuka ternyata sudah ada yang punya.
2. Syair
a. Tema Syair
Tema merupakan ide pokok yang ingin disampaikan penyair melalui karya seninya. Berikut ini adalah contoh tema syair, yakni tema keagamaan.
Jiwa yang harus sadar diri
Dengarkanlah wahai kawan sejati
Syair sederhana dari lubuk hati
Tentang hidup dunia fana ini
Tentang kerikil yang kena dihadapi
Hidup sementara hanyalah beribadat
Bukan mengumpat bukan maksiat
Janganlah terbuai godaan syahwat
Hingga ibadah kena terlewat
Janganlah lalai akan sholat
Janganlah kikir akan zajat
Kenalah kita perbanyak sholawat
Guna bekal kelak di akhirat
Tuhan tak pernah lupa
Tuhan pun tak pernah memalingkan kita
Sebab Tuhan selalu bersama kita
Tapi kita selalu lupa pada-Nya
Kemanakah kita diwaktu bahagia
Memilih sesama meluapkan suka
Kemanakah kita di kala lara
Teringat Tuhan mengeluh duka
Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi
Berdoa dan berserah diri
Baik suka duka dalam diri
Ya Allah ya Tuhan kami
Seringkanlah kita memohon ampun
Agar jiwa laksana embun
Janganlah sampai nanti tertegun
Saat nyawa lepas dari ubun-ubun
b. Nada Syair
Nada yaitu intonasi atau penekanan dalam isi syair yang bisa berupa mengejek, menasehati, bergurau, bergembira, mengkritik, berbelas kasih, dan lain sebagainya.
Contoh nada syair “menasihati”
Jiwa yang harus sadar diri
Dengarkanlah wahai kawan sejati
Syair sederhana dari lubuk hati
Tentang hidup dunia fana ini
Tentang kerikil yang kena dihadapi
Hidup sementara hanyalah beribadat
Bukan mengumpat bukan maksiat
Janganlah terbuai godaan syahwat
Hingga ibadah kena terlewat
Janganlah lalai akan sholat
Janganlah kikir akan zajat
Kenalah kita perbanyak sholawat
Guna bekal kelak di akhirat
Tuhan tak pernah lupa
Tuhan pun tak pernah memalingkan kita
Sebab Tuhan selalu bersama kita
Tapi kita selalu lupa pada-Nya
Kemanakah kita diwaktu bahagia
Memilih sesama meluapkan suka
Kemanakah kita di kala lara
Teringat Tuhan mengeluh duka
Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi
Berdoa dan berserah diri
Baik suka duka dalam diri
Ya Allah ya Tuhan kami
Seringkanlah kita memohon ampun
Agar jiwa laksana embun
Janganlah sampai nanti tertegun
Saat nyawa lepas dari ubun-ubun
c. Perasaan atau Feeling
Perasaan adalah sesuatu yang diinginkan oleh penyair dari ungkapan yang berupa ciri khasnya, sudut padang, karakter, dan lain sebagainya.
d. Amanat
Pada syair terdapat bagian amanat yang disampaikan penyair pada pembaca. Pengertian amanat/Nilai Moral dalam syair adalah pesan yang terkandung dalam syair yang ditujukan oleh pembuat syair kepada subyek yang di tuju atau pada pembacanya.
Yang di maksud amanat dalam syair adalah pesan yang terkandung dalam syair yang ditujukan oleh pembuat syair kepada subyek yang di tuju atau .
Pengertian lain dari amanat adalah suatu pesan atau nasihat yang ingin penyair sampaikan kepada setiap pembaca.
Jiwa yang harus sadar diri
Dengarkanlah wahai kawan sejati
Syair sederhana dari lubuk hati
Tentang hidup dunia fana ini
Tentang kerikil yang kena dihadapi
Hidup sementara hanyalah beribadat
Bukan mengumpat bukan maksiat
Janganlah terbuai godaan syahwat
Hingga ibadah kena terlewat
Janganlah lalai akan sholat
Janganlah kikir akan zajat
Kenalah kita perbanyak sholawat
Guna bekal kelak di akhirat
Tuhan tak pernah lupa
Tuhan pun tak pernah memalingkan kita
Sebab Tuhan selalu bersama kita
Tapi kita selalu lupa pada-Nya
Kemanakah kita diwaktu bahagia
Memilih sesama meluapkan suka
Kemanakah kita di kala lara
Teringat Tuhan mengeluh duka
Cobalah tuk selalu ingat pada Illahi
Berdoa dan berserah diri
Baik suka duka dalam diri
Ya Allah ya Tuhan kami
Seringkanlah kita memohon ampun
Agar jiwa laksana embun
Janganlah sampai nanti tertegun
Saat nyawa lepas dari ubun-ubun
Untuk syair di atas mempunyai amanat atau pesan berupa peringatan pada pembaca untuk selalu taat pada agama.
3. Gurindam
Menurut KBBI, gurindam adalah sajak 2 baris yang mengandung petuah atau nasihat. Gurindam biasanya memiliki irama yang sama dan pemilihan diksinya tidak sembarangan.
Biasanya gurindam merupakan salah satu karya sastra Indonesia yang mungkin masih terdengar asing di telingamu. Meski begitu, pasti kamu sering mendengar contoh gurindam dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa juga dikatakan bahwa gurindam adalah sajak yang hanya terdiri atas 2 baris dan biasanya berupa nasihat akan kehidupan.
Biasanya, baris pertama gurindam berisi soal, masalah, atau perjanjian. Pada baris keduanya, berisi jawaban atau akibat dari masalah atau perjanjian di baris pertama.
a. Tema
Tema gurindam ini memiliki berbagai macam yang berbeda-beda. Berikut ini contoh tema-tema gurindam
1). Contoh gurindam bertema persahabatan adalah sebagai berikut.
Cari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan.
Baik-baik memilih kawan, salah-salah bisa jadi lawan.
Cari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat.
Sebelum berbicara pikir dahulu, agar tidak melukai hati temanmu.
Walau hidup susah, selalu ada yang menemani saat memar.
2).Contoh Gurindam Tema Agama
a. Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
b. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
c. Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna yang takut.
d. Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
e. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
f. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
g. Barang siapa meninggalkan hati, tiadalah ia menyempurnakan janji.
h. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
i. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma’rifat.
3). Contoh Gurindam Tema Nasihat
Jika hendak mengenal orang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia.
Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Bersungguh-sungguhlah engkau memelihara tangan, daripada segala berat dan ringan.
Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang hilang semangat.
Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah.
Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang terpedaya.
Kejahatan diri disembunyikan, kebaikan diri didiamkan.
Cari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri.
Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fiil yang tiada senonoh.
Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Cari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru.
Apabila banyak mencela orang, itulah tanda diri kurang.
Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping.
Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa.
Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia melarat.
Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita.
Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Pekerjaan marah yang dibela, nanti hilang akal di kepala.
Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah.
Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka.
Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar.
Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia.
Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi.
4). Contoh Gurindam Bertema Cinta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir luka.
Apabila hendak asmara bahagia, hilangkan egois di dada.
Jika hendak mencari cinta sejati, carilah dengan penuh hati-hati.
Ada kalanya cinta itu buta, bila depankan nafsu semata.
Cinta kekasih bersemi, jika setiap akan abadi.
Cinta akan mekar, ketika orang percaya tinggal selamanya.
Pasangan hendak yang setia, agar cinta tidak sia-sia.
5). Contoh Gurindam Bertema Nasihat Perkataan
a. Apabila perkataan lemah lembut, lekaslah segala orang mengikut.
b. Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar.
c. Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta.
d. Kalau bicara semaumu, tentulah banyak orang yang membencimu.
e. Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur.
f. Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
g. Mengumpat dan memuji hendaklah dipikir, di situlah banyak orang tergelincir.
h. Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya.
6). Contoh Gurindam Bertema Pendidikan
a.Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu.
b.Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai.
c.Jika hendak mengenal orang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu.
d.Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal.
e.Jika anak dididik dengan kasih, maka hatinya tak akan lirih.
f.Ilmu wajib diamalkan, agar ilmu tidak terlupakan.
g.Hidup akan jadi tidak keruan, jika tidak punya ilmu pedoman.
h.Belajarlah dengan ikhlas, niscaya Tuhan akan membalas.
Barang siapa menuntut ilmu, manusia tiada akan menipu.
i.Barang siapa berilmu tanpa beramal, bagai pohon rindang berbuah banal.
j.Tidak ada yang tidak mungkin, asal kamu belajar rajin.
b. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca berkenaan dengan pokok persoalan dalam puisinya.
Penyair memiliki sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
Berikut ini adalah nada dalam gurindam.
a. Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
b. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
c. Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna yang takut.
d. Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
e. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
f. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
g. Barang siapa meninggalkan hati, tiadalah ia menyempurnakan janji.
h. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
i. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma’rifat.
Gurindam tersebut bernada menasihati pembaca.
c. Perasaan/feeling
Perasaan (feeling) Perasaan dalam gurindam berkaitan dengan bagaimana sikap seseorang dalam gurindamnya baik saat menulis, mendengarkan, atau mengucapkan pantun tersebut. Untuk perasaan ini bisa berupa sedih, senang, bahagia, dan semangat.
Nah, berikut ini disajikan contoh gurindam dengan perasaan sedih
Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir luka.
Apabila hendak asmara bahagia, hilangkan egois di dada.
d. Amanat
Untuk amanat pada gurindam adalah pesan pengarang yang ingin disampaikan melalui gurindamnya. Contoh amanat gurindam
a. Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
b. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
c. Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna yang takut.
d. Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
e. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
f. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
g. Barang siapa meninggalkan hati, tiadalah ia menyempurnakan janji.
h. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
i. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma’rifat.
Gurindam di atas mempunyai amanat sebagai berikut kita sebaga manusia diminta untuk mengenal Allah, menjalankan perintah dan larangan-Nya
Baca:
1. Mengenal Puisi Rakyat: Jenis dan Unsur Puisi Rakyat-Unduh
2. Struktur Fisik Puisi Rakyat Menurut Herman J. Waluyo-Unduh
3. Mengenal Pantun: Pengertian, Unsur, Fungsi, Struktur, Jenis, Ciri, dan Latihan Soal-Unduh
4. Mengenal Syair: Pengertian, Ciri, Jenis, Contoh, Unsur, Fungsi, Manfaat, dan Latihan Soal-Unduh
5. Mengenal Gurindam: Pengertian, Fungsi, Jenis, Ciri, Contoh, dan Latihan Soal-Unduh
Demikianlah pembahasan mengenai Struktur Batin Puisi Rakyat. Semoga bermanfaat.