Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10

Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10

paket-wisatabromo.com-Apa kabar Kalian? Buat Kalian Kelas 10 SMA SMK, pelajaran bahasa Indonesia kali ini akan mengajak Kalian memahami Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10. Materi ini buat kalian yang masih SMA SMK Kelas 10.  Ikuti, Ya!

Nilai Kehidupan dalam Sebuah teks

Di dalam KBBI Online dituliskan istilah nilai. Nilai memiliki beberapa arti. Pertama, nilai adalah harga (dalam arti taksiran harga): sebenarnya tidak ada ukuran yang pasti untuk menentukan nilai intan.

Kedua, nilai adalah harga uang (dibandingkan dengan harga uang yang lain. Nilai rupiah terus menurun

Ketiga, Nilai yaitu angka kepandaian; biji; ponten. Contoh: Rata-rata  nilai mata pelajarannya adalah Sembilan. Contoh lainnya: Sekurang-kurangnya nilai tujuh untuk ilmu pasti baru dapat diterima di akademi teknik itu.

Keempat, Nilai ialah banyak sedikitnya isi; kadar; mutu. Misalnya:  Nilai gizi berbagai jeruk hampir sama. Kalimat lainnya adalah  Suatu karya sastra yang tinggi nilainya sangat bermanfaat.

Kelima, Nilai adalah  sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai tradisional yang dapat mendorong pembangunan perlu kita kembangkan.

Keenam, Nilai adalah sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Peggunaan dalam kalimat: Etika dan nilai berhubungan erat.

Dari ke enam arti “nilai”, hanya satu nilai yang tepat dalam pembahasan ini, yaitu pengertian nilai yang nomor lima.

Macam Nilai Kehidupan

Nilai-nilai kehidupan dalam cerita terdiri dari nilai moral, nilai budaya/adat, nilai agama/religi, dan nilai sosial.

Nilai-Nilai dalam Teks Liburan Kuli Bangunan

Perhatikan Teks Liburan Kuli Bangunan
Liburan Kuli Bangunan

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.

Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.

Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”

“Nak, Jakarta banjir.”

“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”

“Nak, perahunya bocor.”

“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”

“Cerdas!”

Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata.

Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. Pulang ke rumah ditanya sama istri saya,

“Gimana Nak, seru main sama Bapak?”

“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”

“Hey, masa perempuan jadi kuli bangunan..”

“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!” Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak.  Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.

Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, kan udah disediain.” Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan.

Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah.

Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan. Tapi, gara-gara itu saya sering diprotes sama anak saya.

Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” “Nak, kan Bapak di sana kerja.” “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.”

“Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.” Anak saya itu sering protes karena dia itu ingin banget ke Jakarta, ingin tahu Dufan. Kalau orang lain, anak yang lain, ingin tahu Dufan dibawa ke Dufan.

Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.

Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin.

Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin? Bikin malu komunitas. Saya Didi. Terima kasih.

(Diadaptasi dari: https://www.youtube.com/watch?v=AbFyJlBTANs)

Berikut ini adalah nilai-nilai kehidupan dalam teks Liburan Kuli bangunan
1. Nilai Moral

a. “Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.” Dalam kalimat terbut digunakan kata “ah” menunjukkan anak yang tidak sopan kepada Bapaknya. Di dalam agama Islam, anak tidak diperkenankan berkata kasar dan menghardik kepada Orang tua. Hal ini menunjukkan lemahnya nilai moral seorang anak kepada bapaknya.

b. “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.” Digunakan kata “preet” kepada ayahnya menunjukkan moral yang tidak bagus dari seorang anak.

2. Nilai budaya/adat

Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.

Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin.

Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin?

Di dalam penggalan tersebut terdapat kata rumah miring. Rumah miring di tinjau secara adat ya rumah yang akan berdampak tidak baik pada penghuninya. Di dalam cerita tersebut malah rumah miring itu sengaja dibuat untuk menunjukkan maksud tertentu, yakni dibuat miring pun rumah tetep menarik.

3. Nilai Agama/Religi

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Teks di atas menggunakan salam berbahasa Arab. Ini menunjukkan Kominka beragama Islam. Namun saying, komika tersebut tidak menutup pembicaraannya dengan salam penutup dan bahasa yang sama. Mestinya, Komika tersebut menutup pembicaraannya dengan wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hal ini menunjukan, Komika tidak konsisten dengan penggunaan bahasa Arabnya.

4. Nilai Sosial

Teks di atas secara keseluruhan dimaksudkan untuk menghibur orang lain.  Dalam konteks ini berarti komika mempunyai nilai social dengan berbagi cerita lucu sehingga orang lain atau penontonnya terhibur.

5. Nilai Juang

“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”

“Hey, masa perempuan jadi kuli bangunan..”

“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”  seorang anak perempuan bercita-cita jadi kuli bangunan. Kita tahu kuli bangunan itu pada umumnya laki-laki. Nah, dalam teks ini menunjukkan adanya kesetaraan gender berupa emansipasi wanita dalam pembangunan.

6. Nilai Hiburan

Secara keseluruhan, isi teks di atas memang diperuntukkan sebagai bahan hiburan atau humor bagi penontonnya.

Selain sebagai hiburan, teks ini juga sebagai bahan liburan bagi komika itu sendiri. Seperti dalam kalimat “Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan.

Baca:

1. Identifikasi Struktur Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh

2. Definisi Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10- Unduh

3. Fakta dan Opini dalam Teks Anekdot: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh

4. Pesan Tersurat dan Tersirat dalam Teks Anekdot- Unduh

5. Pertanyaan Retoris dalam Teks Anekdot: Liburan Kuli Bangunan- Unduh

6. Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

7. Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh

8. Kata Kerja Material dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh

10. Membuat Teks Eksposisi dan Contohnya:   Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

11. Mengubah Kalimat Langsung menjadi Tidak Langsung dalam Teks Liburan Kuli Bangunan- Unduh

12. Struktur Teks Eksposisi  Pada Teks  Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh

13. Pengertian Lawakan Tunggal dan Contohnya: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh

14. Bahasa Teks Eksposisi: Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh

15. Bahasa Teks Anekdot-Unduh

Demikianlah pembahasan mengenai Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *