Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10
paket-wisatabromo.com-Apa kabar Kalian? Buat Kalian Kelas 10 SMA SMK, pelajaran bahasa Indonesia akan mengajak Kalian memahami Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan. Ikuti, Ya!
Kalimat Retorika dalam Teks Anekdot
Pengertian Retorika menurut KBBI Online adalah keterampilan berbahasa secara efektif. Selain itu, retorika adalah studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang. Pengertian lain dari retorika adalah seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.
Kalimat retorika dalam artikel ini adalah kalimat yang muluk-muluk dan bombastis.
Fungsi Kalimat Retorika dalam Teks Anekdot
1. Untuk menyindir seseorang
Dalam penggunaannya, fungsi kalimat retoris sering kali dijadikan sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menyindir seseorang.
Dimana ketika kita menggunakannya sering kali mengandung sebuah pertanyaan, yang dilayangkan kepada seseorang akan tetapi isi dari pertanyaan tersebut sebenarnya mengandung beberapa sindiran yang disampaikan khusus untuk mengejek orang tersebut.
Memang dalam melayangkan ejekan tersebut, biasanya orang yang menyampaikan pesannya melakukannya dengan cara yang sopan atau halus dengan beberapa kata tambahan.
2. Sebagai nasihat atau wejangan
Jika biasanya seorang guru, orang tua, atau orang yang lebih tua dari kita melayangkan sebuah nasihat, akan terkesan menakutkan karena selalu bertindak tegas.
3. Alat Introspeksi diri
Pertanyaan retoris ini sering digunakan sebagai alat introspeksi diri. Hal ini karena sering dipakai ketika beberapa orang memberikan sindiran, masukan, atau wejangan kepada beberapa orang.
Maka dari itu meskipun kesannya seperti sebuah kalimat ejekan, akan tetapi sebenarnya memiliki maksud yang cukup baik dengan kegunaannya sebagai nasihat.
Perhatikan teks anekdot Liburan Kuli Bangunan berikut ini!
Liburan Kuli Bangunan
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.
Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata.
Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. Pulang ke rumah ditanya sama istri saya,
“Gimana Nak, seru main sama Bapak?”
“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
“Hey, masa perempuan jadi kuli bangunan..”
“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!” Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, kan udah disediain.” Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan.
Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah.
Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan. Tapi, gara-gara itu saya sering diprotes sama anak saya.
Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” “Nak, kan Bapak di sana kerja.” “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.”
“Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.” Anak saya itu sering protes karena dia itu ingin banget ke Jakarta, ingin tahu Dufan. Kalau orang lain, anak yang lain, ingin tahu Dufan dibawa ke Dufan.
Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.
Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin.
Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin? Bikin malu komunitas. Saya Didi. Terima kasih.
(Diadaptasi dari: https://www.youtube.com/watch?v=AbFyJlBTANs)
Kalimat retorika yang tertulis dalam teks anekdot tersebut berikut ini.
1. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.
Kalimat di atas bombastis: liburan bikin stres
2. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Sibuk mencari alasanbdalam kalimat di atas tergolong bombastis.
3. “Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
Tangkupan Perahu itu nama gunung, dibombastiskan dengan perahunya bocor.
4. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
Sangat bombastis istilah menyusun lego pake batu bata dan jadi pos ronda.
5. “Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
Aku menjadi kuli bangunan merupakan istilah bombastis karena yang bicara itu seorang anak perempuan. Lain halnya jika laki-laki yang bicara.
6. Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Mandi bola itu nama mainan yang tidak berkaitan sama sekali dengan air, jadi bombastis dengan adanya kata membawa handuk.
7. “Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.”
Ke Jakarta naik tongkang merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Itu menandakan bombastisnya tuturan komedian tersebut.
8. Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.
Istilah Ingin ke Dufan di bawa ke warnet menjadi bombastis karena melebih-lebihkan dalam menunjukkan ketidakpunyaan uang.
Baca:
1. Identifikasi Struktur Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh
2. Definisi Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10- Unduh
3. Fakta dan Opini dalam Teks Anekdot: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh
4. Pesan Tersurat dan Tersirat dalam Teks Anekdot- Unduh
5. Pertanyaan Retoris dalam Teks Anekdot: Liburan Kuli Bangunan- Unduh
6. Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
7. Kata Kerja Material dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
8. Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh
9. Membuat Teks Anekdot Bentuk Komik Potongan (Comic Strip): Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
10. Membuat Teks Eksposisi dan Contohnya: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
11. Mengubah Kalimat Langsung menjadi Tidak Langsung dalam Teks Liburan Kuli Bangunan- Unduh
12. Struktur Teks Eksposisi Pada Teks Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh
13. Pengertian Lawakan Tunggal dan Contohnya: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh
14. Bahasa Teks Eksposisi: Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh
15. Bahasa Teks Anekdot-Unduh
Demikianlah pembahasan mengenai kalimat retorika dalam Teks Anekdot Liburan Kuli Bangunan. Semoga bermanfaat.