Sebutkan Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Materi SMA SMK Kelas 10
paket-wisatabromo.com-Apa kabar Kalian? Buat Kalian Kelas 10 SMA SMK, pelajaran bahasa Indonesia akan mengajak Kalian untuk menjawab pertanyaan mengenai Sebutkan Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Materi SMA SMK Kelas 10. Ikuti, Ya!
Sebutkan Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan!
Berikut ini adalah kalimat retorika dalam teks Liburan Kuli Bangunan!
Perhatikan teks anekdot Liburan Kuli Bangunan berikut ini!
Liburan Kuli Bangunan
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.
Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata.
Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. Pulang ke rumah ditanya sama istri saya,
“Gimana Nak, seru main sama Bapak?”
“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
“Hey, masa perempuan jadi kuli bangunan..”
“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!” Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, kan udah disediain.” Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan.
Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah.
Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan. Tapi, gara-gara itu saya sering diprotes sama anak saya.
Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” “Nak, kan Bapak di sana kerja.” “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.”
“Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.” Anak saya itu sering protes karena dia itu ingin banget ke Jakarta, ingin tahu Dufan. Kalau orang lain, anak yang lain, ingin tahu Dufan dibawa ke Dufan.
Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.
Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin.
Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin? Bikin malu komunitas. Saya Didi. Terima kasih.
(Diadaptasi dari: https://www.youtube.com/watch?v=AbFyJlBTANs)
Kalimat retorika yang tertulis dalam teks anekdot tersebut berikut ini.
1. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.
Kalimat di atas bombastis: liburan bikin stres
2. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.
Sibuk mencari alasan tergolong bombastis.
3. “Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
Tangkupan Perahu itu nama gunung, dibombastiskan dengan perahunya bocor.
4. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.
Sangat bombastis istilah menyusun lego pake batu bata dan jadi pos ronda.
5. “Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”
Aku menjadi kuli bangunan merupakan istilah bombastis karena yang bicara itu seorang anak perempuan. Lain halnya jika laki-laki yang bicara.
6. Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.
Mandi bola itu nama mainan yang tidak berkaitan sama sekali dengan air, jadi bombastis dengan adanya kata membawa handuk.
7. “Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.”
Ke Jakarta naik tongkang merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin dilakukan. Itu menandakan bombastisnya tuturan komedian tersebut.
8. Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.
Istilah Ingin ke Dufan di bawa ke warnet menjadi bombastis karena melebih-lebihkan dalam menunjukkan ketidakpunyaan uang.
Baca:
1. Jelaskan Pengertian Teks Anekdot dan Berilah Contohnya!-Unduh
2. Sebutkan Struktur Teks Anekdot dan Berilah Contoh Telaahnya! –Unduh
3. Sebutkan Fakta dan Opini dalam Teks Anekdot!- Unduh
4. Sebutkan Pesan Tersurat dan Tersirat dalam Teks “Liburan Kuli Bangunan!”- Unduh
5. Sebutkan Pertanyaan Retoris dalam Teks “Liburan Kuli Bangunan!”- Unduh
6. Sebutkan Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Materi SMA SMK Kelas 10 –Unduh
7. Sebutkan Kata Kerja Material dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
8. Sebutkan Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
9. Bagaimana Membuat Teks Anekdot Bentuk Komik Potongan (comic strip)? Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh
10. Bagaimana Membuat Teks Eksposisi dan Berilah Contohnya? Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh
11. Ubahlah Kalimat Langsung menjadi Tidak Langsung! Dalam Teks Liburan Kuli Bangunann-Unduh
12. Tentukan Struktur Teks Eksposisi! Pada Teks Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh
13. Jelaskan Pengertian Lawakan Tunggal dan Buatlah Contohnya!- Unduh
14. Bagaimana Bahasa Teks Eksposisi? Penggunaan Masker untuk Semua-Unduh
15. Sebutkan Bahasa Teks Anekdot!- Unduh
Demikianlah jawaban yang tepat berkaitan dengan pertanyaan mengenai Sebutkan Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan! Semoga bermanfaat.