Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10

Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10

paket-wisatabromo.com-Apa kabar Kalian? Buat Kalian Kelas 10 SMA SMK, pelajaran bahasa Indonesia akan mengajak Kalian memahami Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10. Ikuti, Ya!

Majas Sindiran

Secara linguistik, majas adalah  cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain.

Majas bisa juga disebut dengan kiasan yang dapat menghidupkan sebuah karya sastra dan menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna dalam sebuah karya sastra.

Selain itu, majas juga sering diistilahkan sebagai gaya bahasa. Majas atau gaya bahasa yaitu pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Pada umumnya, majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa.

Banyak macam majas yang ada di dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah majas sindiran.  Pengertian majas sindiran adalah majas yang digunakan untuk menyindir orang dengan perkataan atau gambar.

Macam majas sindiran

1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut. Makmur sekali negara ini sampai sampai para tikus pun pakai dasi

2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.

Contoh: Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar otak udang, isi kepalamu!

3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).

Contoh: Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?

4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dan lain-lain. Contoh : “Muka nyengir. Hati pengen nyatir”

5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Perhatikan teks anekdot Liburan Kuli Bangunan berikut ini!
Liburan Kuli Bangunan

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres.

Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.

Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”

“Nak, Jakarta banjir.”

“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”

“Nak, perahunya bocor.”

“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”

“Cerdas!”

Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata.

Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda. Pulang ke rumah ditanya sama istri saya,

“Gimana Nak, seru main sama Bapak?”

“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”

“Hey, masa perempuan jadi kuli bangunan..”

“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!” Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak.  Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.

Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, kan udah disediain.” Tapi bukan cuma anak saya, saya juga jarang liburan. Satu-satunya liburan saya ya di acara ini. Buat saya kompetisi ini liburan.

Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah.

Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan. Tapi, gara-gara itu saya sering diprotes sama anak saya.

Dia bilang gini, “Bapak curang. Tidur di hotel, makan nasi kotak, tiap hari naik lift.” “Nak, kan Bapak di sana kerja.” “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.”

“Nak, iya banjir, makanya Bapak ke Jakarta naik tongkang.” Anak saya itu sering protes karena dia itu ingin banget ke Jakarta, ingin tahu Dufan. Kalau orang lain, anak yang lain, ingin tahu Dufan dibawa ke Dufan.

Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” Tapi saya jadi tahu walaupun dari warnet, ternyata banyak wahana di Dufan itu, salah satunya rumah miring.

Rumah miring, ini kalau mandor saya tahu, dibongkar ini. Saya aja masang bata miring dimarahin.

Ini orang dengan sadar tanpa pengaruh alkohol ngebangun rumah miring. Ini anak proyek mana yang bikin? Bikin malu komunitas. Saya Didi. Terima kasih.

(Diadaptasi dari: https://www.youtube.com/watch?v=AbFyJlBTANs)

Berikut ini adalah majas sindiran dalam teks Liburan Kuli Bangunan.
Liburan Kuli Bangunan

1. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. (menyindir liburannya orang kaya: ini termasuk sinisme).

2. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan. (menyindir sibuknya orang kaya menyiapkan liburan: Ini termasuk sinisme)

3. “Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.” (sarkasme seorang anak kepada ayahnya)

4. Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya.

5. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. (sinisme bagi orang miskin)

6. “Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.” (sarkasme seorang anak kepada ibunya karena kemiskinan yang dialaminya)

7. Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak.  Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk. (sinisme pada anak miskin hingga pengetahuannya pun terbatas).

8. Gimana enggak coba? Saya dapat pergi ke Jakarta, tidur di hotel, kasurnya empuk, kalau saya tidur langsung terbayang hal indah. ( sinisme pada orang kaya)

9. Gak kaya di rumah. Saya ketika tidur langsung terbayang cicilan (Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya).

10. “Apa Pak? Kerja? Preet! Katanya Jakarta banjir.” (sarkasme seorang anak kepada ayahnya)

11. Anak saya ingin tahu Dufan dibawa ke warnet. “Tuh Nak, Dufan, Dufan itu.” (Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya).

Baca:

1. Identifikasi Struktur Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh

2. Definisi Teks Anekdot dan Contohnya: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10- Unduh

3. Fakta dan Opini dalam Teks Anekdot: Materi Pelajaran SMA SMK Kelas 10-Unduh

4. Pesan Tersurat dan Tersirat dalam Teks Anekdot- Unduh

5. Pertanyaan Retoris dalam Teks Anekdot: Liburan Kuli Bangunan- Unduh

6. Kalimat Retorika dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

7. Kata Kerja Material dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

8. Nilai Kehidupan dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh

9. Membuat Teks Anekdot Bentuk Komik Potongan (Comic Strip): Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

10. Membuat Teks Eksposisi dan Contohnya:   Materi SMA SMK Kelas 10- Unduh

11. Mengubah Kalimat Langsung menjadi Tidak Langsung dalam Teks Liburan Kuli Bangunan- Unduh

12. Struktur Teks Eksposisi  Pada Teks  Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh

13. Pengertian Lawakan Tunggal dan Contohnya: Materi SMA SMK Kelas 10-Unduh

14. Bahasa Teks Eksposisi: Penggunaan Masker untuk Semua- Unduh

15. Bahasa Teks Anekdot-Unduh

Demikianlah pembahasann mengenai Majas Sindiran dalam Teks Liburan Kuli Bangunan: Materi SMA SMK Kelas 10. Semoga bermanfaat.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *