Perbedaan antara Cerpen dengan Novel yang Tepat

Perbedaan antara Cerpen dengan Novel yang Tepat

paket-wisatabromo.com – Cerpen dengan novel keduanya tergolong karya sastra berbentuk prosa. Jika tidak dicermati dengan baik, sepertinya kedua karya satra berbentuk prosa   itu sama saja terutama jika dilihat dari segi unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya.

Akan tetapi, jika dicermati dengan baik, keduanya merupakan bentuk karya sastra prosa yang berbeda. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai perbedaan antara cerpen dengan novel.

Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih memahami bentuk prosa fiksi yang berbentuk cerpen. Jika  sudah dapat membedakan secara subtansi antara cerpen dengan novel, maka pemahaman peserta didik atau pembaca terhadap cerpen sudah dapat dikatakan kuat. Ikuti, Yuk.

Perbedaan Antara Cerpen dengan Novel

1. Cerita Pendek

Jenis karya sastra cerita pendek inisekarang lebih dikenal umum dengan singkatan Cerpen. Predikat “pendek” pada cerita pendek bukan ditentukan oleh banyaknya halaman.

Untuk mewujudkan cerita tersebut atau sedikit tokoh yang terdapat dalam cerita itu, melainkan lebh disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin ingin disampakan oleh cerpen tersebut.

Jadi, penentu karya sastra disebut sebagai cerpen adalah ruang lingkup permasalahan yang dibahas.

Sebuah cerpen yang pendek belum tentu dapat digolongkan ke dalam sebuah cerpen, jika ruang lingkup permasalahannya tidak memenuhi persyaratan yang dituntut oleh cerita pendek.

Sudah diketahui bersama, bahwa hal yang ingin diungkapkan oleh karya sastra pada umumnya adalah kehidupan manusia dengan segala aspeknya.

Tentu saja tidak mungkin semuanya itu dapat terjangkau oleh pengamatan  seorang pengarang karya sastra. Seperti hal pada umumnya manusia,  pengarang pun mempunyai keterbatasan-keterbatasan.

Di samping itu, tentu saja pengarang mempunyai wwaan tententu, sikap-sikap tertentu, dan bahkan juga mempunyai maksud-maksud tertentu.

Itulah sebabnya dalam menampilkan kehidupan manusia, melalui tokoh-tokoh ceritanya pun senantiasa dibatasi oleh hal-hal tersebut.  sekali gus hal itu membatasi jenis media yang paling tepat untuk menampungnya.

Jenis karya sastra cerita pendek adalah wadah yang biasa dipakai oleh pengarang untuk menyuguhkan sebagain kecil saja dari  kehidupan tokoh yang paling menarik perhatian pengarang.

Syarat mutlak yang harus adal dalam cerpen adalah KEPADUAN. Jadi, sebuah cerita pendek senantiasa hanya  akan memusatkan perhatiannya pada tokoh utama dan permasalahannya yang paling menonjol dan menjadi pokok cerita pengarang.

Ada dua jenis cerita pendek yang adak di Amerika. Kedua jenis tersebut adalah long short-story, dan short short-story.

Di Indonesia, kedua istilah tersebut diterjemahkan menjadi cerita pendek yang panjang dan cerita pendek yang pendek.

Dengan demikian, predikat “panjang dan pendek” menunjuk pada banyak atau sedikitnya halaman yang digunakan pengarang untuk mewadahi ungkapan perasaannya tersebut. untuk mengetahui contoh cerita pendek yang panjang silakan unduh pada link di bawah ini.

Sinopsis Cerpen Sri Sumarah dan Bawuk karya Umar Kayam dan Analisis Unsur Intrinsiknya (Unduh) .

2. Novel

Berbeda dengan cerita pendek, masalah yang ingin ditampilkan dalam novel lebih luas ruang lingkupnya.

Novel dapat mengungkapkan seluruh episode perjalanan hidup seorang tokoh ceritanya. bahkan dapat pula menyinggung masalah-masalah yang kaitannya sudag agak renggang.

Artinya maslah-masalah yang sesungguhnya tidak begitu integral dengan masalah pokok  cerita itu sendiri. Dapat dikatakan  kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap saja.

Namun, kehdirannya tidak akan mengganggu atau empengaruhi kepaduan ceritanya. Itulah sebabnya, novel dapat dibagi atas fragmen-fragmen.

Cerita masalah sampingan tersebut biasa dikenal dengan istilah dogresi. Hal seperti itu tidak mungkin dan tidak boleh ada dalam cerpen, meski cerita pendek yang panjang sekali pun.

Sebagai contoh cerita tentang Siti Nurbaya. Di samping mengungapkan masalah pokoknya yaitu tentang percintaan Siti Nurbaya dengan Samsul Bahri, Pengarang juga bercerita mengenai adat-istiadat masyarakat di sekitar kedua tokoh tersebut.

Baca:

Cerita mengenai adat-istiadat masyarakat di kedua tokoh itulah yang disebut dengan digresi. Jadi, bukanlah semata-mata keseluruhan hidup tokoh dari lahir hingga mati yang membedakan antara cerpen dengan novel.

Secara singkat dapat disampaikan perbedaan antara cerpen dengan novel. Ruang lingkup permasalahan yang diangkat dalam cerpen hanya sebagaian kecil dari kehidupan tokoh. Di dalam ccerpen tidak boleh ada digresi.

Ruang lingkup permasalahan dalam novel lebih luas. bahkan bisa menceritakan tokoh dari lahir hingga mati. Di dalam novel bisa memungkinkan adanya digresi.

Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan antara cerpen dengan novel. Semoga bermanfaat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *