Pembacaan Puisi dengan Intonasi dan Metode yang Sesuai
paket-wisatabromo.com-Semester 2 hampir berakhir. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 6. Materi pertemuan pada bab 6 ini berkaitan dengan puisi. Pembahasan kali ini berupa Pembacaan Puisi dengan Intonasi dan Metode yang Sesuai.
Pembacaan Puisi dengan Intonasi dan Metode yang Sesuai
Berikut ini disajikan beberapa hal yang harus kalian perhatikan
1. Ekspresi/mimik wajah
Ekspresi atau mimik wajah merupakan bentuk dan pengaturan tampilan wajah sesuai dengan isi dan nada puisi yang dibacakan.
Untuk ekspresi wajah yang ditampilkan saat membacakan puisi tentu harus sesuai dengan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Sebagai contoh, puisi yang bermakna sedih tentu harus diwujudkan dengan ekspresi wajah yang tampak sedih.
2. Gerak tubuh/gestur
Pengertian gerak tubuh ialah bagaimana bagian-bagian tubuh bergeser atau bergerak sesuai dengan penjiwaan dan pemaknaan terhadap isi puisi yang dibaca.
Gerak tubuh meliputi gerakan seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala.
3. Lafal/artikulasi
Lafal merupakan kejelasan dalam pengucapan setiap kata dan huruf. Setiap vokal atau konsonan yang terdapat dalam setiap kata dalam puisi yang dibacakan harus jelas dan tepat.
4. Tekanan
Tekanan terkait pemberian nada khusus pada suatu kata, misalnya keras atau lunaknya suara dalam mengucapkan suatu kata.
Pada kata-kata yang ingin kalian tegaskan maknanya dapat diucapkan dengan nada yang lebih keras dibandingkan dengan kata lainnya.
5. Jeda dan Tempo
Jeda merupakan pemberhentian singkat/sesaat pada suatu kata atau baris dalam pembacaan puisi. Pengaturan jeda yang baik dapat memudahkan untuk memahami makna puisi yang dibacakan. Karena itu, pengaturan jeda setiap kata, baris, dan bait dalam pembacaan puisi penting untuk diperhatikan dengan cermat.
Sebagai contoh, kalian sebaiknya tidak memotong kalimat pada bagian susunan kata yang memiliki satu pengertian. Hal tersebut akan membuat makna puisi yang dibacakan menjadi bias dan janggal bagi pendengar.
Selain jeda, penghentian cepat-lambatnya tempo juga memengaruhi isi suatu kalimat. Tempo memberikan alunan irama pembacaan puisi.
Kalimat-kalimat puisi yang dialunkan akan terasa merdu jika pemberian temponya diperhatikan dengan baik.
6. Intonasi
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada pada kalimat atau naik turunnya lagu kalimat. Pengaturan intonasi juga dapat menghasilkan jenis kalimat yang berbeda.
Penandaan pengaturan suara pembacaan puisi
Untuk membantu proses pembacaan puisi, kalian dapat melakukan penandaan pengaturan bunyi suara atas puisi yang akan kalian bacakan.
Penandaan ini menggunakan tanda baca tertentu yang kalian sisipkan pada puisi agar tahu di mana kalian harus berhenti. Penandaan itu antara lain sebagai berikut.
1. / Berhenti sebentar untuk bernapas
Hujan tumbuh/sepanjang malam
2. // Berhenti agak lama berganti baris
Hujan tumbuh sepanjang malam//
3. /// Berhenti lama di akhir bait
Subuh hari/kulihat bunga-bunga hujan dan daun-daun hujan// berguguran di kebun hujan,// bertaburan jadi sampah hujan.///
4. ^ Suara perlahan seperti berbisik
Airmataku ^berkilauan^
5. ^^ Suara agak perlahan
^^Kudengar^^ anak-anak hujan bernyanyi
6. ^^^ Suara keras seperti berteriak
^^^Ayo^^^ temui aku di bawah
7. V Tekanan pendek sekali
V seperti kanak-kanak berangkat tidurV
8. VV Tekanan agak pendek
VVdi dada lelaki tua// yang gagap mengucap doa.VV
9. VVV Tekanan agak panjang
VVVDi bawahVVV kibaran sarung kutuliskan puisimu,
10. VVVV Tekanan panjang VVVVAyoVVVV temui aku di bawah
11. __ Pembacaan datar biasa saja
__ dan ibu hujan menyaksikannya__//dari balik tirai hujan.
Gaya Pembacaan Puisi
Pada dasarnya, tidak ada batasan gaya atau cara membacakan puisi. Gaya atau cara pembacaan puisi bergantung pada penafsiran makna dan pilihan masing-masing.
Akan tetapi, secara umum ada beberapa gaya yang sering ditampilkan dalam pembacaan puisi, yaitu sebagai berikut.
1. Pembacaan tekstual
Cara pembacaan ini memiliki ciri membawa teks puisi di tangan. Pembaca sesekali masih melihat teks puisi secara langsung.
Cara pembacaan puisi ini dapat divariasikan dengan berbagai gaya atau gerak tubuh, misalnya dengan berdiri, duduk, bergerak-gerak, dan lain sebagainya.
2. Pembacaan deklamasi
Pembacaan puisi secara deklamasi berarti teks puisi yang sebelumnya harus dihafalkan terlebih dahulu.
Dalam hal ini, pembacaan puisi tidak membawa teks puisi pada saat tampil. Pembaca lebih bebas dalam bergerak karena tidak terikat dengan teks secara visual.
Akan tetapi, pembaca harus mampu menampilkan penghayatan yang lebih baik dibandingkan dengan tanpa membawa teks. Ekspresi, suara, dan gerak tubuh menjadi hal utama.
3.Pembacaan teatrikal
Dalam pembacaan teatrikal, pembaca dituntut menampilkan ekspresi, penghayatan, dan penjiwaan penuh terhadap isi puisi yang dibacakannya.
Untuk membantu kualitas tampilan, pembaca dapat menampilkan puisi melalui berbagai alat bantu dan media pendukung, misalnya kostum, aksesoris, musik, latar, dan setting panggung.
Penentuan gaya pembacaan puisi tersebut menjadi pilihan kalian masing-masing. Hal tersebut dapat didasarkan pada beberapa aspek, misalnya kesiapan diri, kecocokan dengan puisi, situasi kondisi, dan ketersediaan sarana pendukung.
Apa pun gaya pembacaan puisi yang dipilih, sebaiknya kalian perlu melakukan beberapa kali latihan untuk mencapai hasil maksimal.
Kegiatan latihan dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya membacakan puisi di depan cermin, membaca puisi dengan direkam oleh video, dan membaca puisi di depan teman atau anggota keluarga.
Langkah-Langkah Pembacaan Puisi
Adapun langkah-langkah pembacaan puisi secara tekstual adalah sebagai berikut.
1) Berdirilah dengan tenang dan percaya diri di tempat yang sudah disediakan.
2) Hadapkan tubuh pada penonton. Lalu, arahkan pandangan ke sekeliling. Apabila perlu, berikanlah salam kepada hadirin dengan hormat.
3) Bacalah terlebih dulu judul dan nama penulisnya dengan suara dan nada yang jelas/tepat.
4) Berhentilah beberapa saat untuk menyiapkan napas. Lalu, mulailah membacaan puisi itu baris demi baris dan bait demi bait.
5) Selama membacakan puisi, fokuskan perhatian pada puisi yang sedang dibaca. Tidak perlu memedulikan hiruk-pikuk suara atau bunyi lain dari penonton.
6) Ketika membaca puisi selesai, berhentilah beberapa saat. Tetap bersikap tenang, embuskan napas perlahan, lalu lakukan gerakan menghormat kepada penonton.
7) Setelah itu, tinggalkan tempat membacaan puisi dengan sikap yang tenang, wajar, serta tidak perlu tergesa-gesa.
Baca:
1. Diksi Dalam Puisi-Unduh
2. Majas Dalam Puisi Padamu Jua-Unduh
3. Citraan dalam Puisi Padamu Jua-Unduh
4. Denotasi Konotasi Puisi Sapardi-Unduh
5. Tema dan Suasana dalam Puisi: Penjelasan, Soal, Kunci Jawabannya-Unduh
6. Kata Konkret Puisi Hujan di Bulan Juni-Unduh
7. Makna Kata Konkret Puisi Cintaku Jauh di Pulau-Unduh
8. Kata Konotasi Puisi “Candra” Karya Sanusi Pane-Unduh
9. Tanggapan terhadap Antologi Puisi-Unduh
10. Jenis Puisi dan Contohnya-Unduh
11. Memahami Teks Diskusi: Pro Kontra Puisi Esai-Unduh
12. Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri-Unduh
Demikianlah penjelasan mengenai Pembacaan Puisi dengan Intonasi dan Metode yang Sesuai. Semoga bermanfaat.