Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri

Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri

paket-wisatabromo.com-Semester 2 hampir berakhir. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 6. Materi pertemuan pada bab 6 ini berkaitan dengan puisi. Pembahasan kali ini berupa Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri.

Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri

Menilai Puisi berarti menentukan efektivitas pemilihan kata/diksi, pengaturan rima, dan tampilan tipografi dalam mendukung makna dan amanat dari sebuah puisi.

Penggunaan diksi, pengaturan rima, dan tata wajah (tipografi) dalam puisi sangat penting dalam mendukung makna dan amanat yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.

Pemilihan kata (diksi), pengaturan rima, dan tipografi puisi akan memengaruhi makna yang disampaikan dalam puisi.

Untuk lebih memahaminya, cermatilah puisi “Tapi” karya Soetardji Calzoum Bachri di bawah ini!

Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri
Tapi

Karya Soetardji Calzoum Bachri

aku bawakan bunga padamu

tapi kau bilang masih

aku bawakan resah padamu

tapi kau bilang hanya

aku bawakan darahku padamu

tapi kau bilang cuma

aku bawakan mimpiku padamu

tapi kau bilang meski

aku bawakan dukaku padamu

tapi kau bilang tapi

aku bawakan mayatku padamu

tapi kau bilang hampir

aku bawakan arwahku padamu

tapi kau bilang kalau

tanpa apa aku datang padamu

wah!

(Sumber: Antologi O, Amuk, Kapak, 1981)

Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri

Penilaian puisi di sini meliputi penggunaan diksi, majas, tipografi, dan pengaturan rima. Berikut ini penjelasannya.

1. Diksi

Diksi atau pilihan kata merupakan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih penulis puisi untuk menimbulkan efek, makna, dan maksud tertentu dalam puisinya.

a. Diksi “tapi”

Dalam puisi “Tapi” di atas, terdapat beberapa kata tertentu yang sangat khas dan mendukung pengungkapan makna dan amanat dari penulis puisi.

b. Diksi “aku” dan “kau”

Hal pertama yang tampak adalah penggunaan kata ganti aku dan kau. Aku merupakan kata ganti pertama tunggal dan kau merupakan kata ganti kedua tunggal.

Hal ini menggambarkan isi puisi yang merupakan ungkapan seseorang yang ditujukan secara pribadi untuk orang lain.

Baris /aku bawakan … padamu/tapi kau bilang …/ diulang berkali-kali dalam setiap larik. Hal ini menunjukkan adanya penekanan perilaku si aku yang dilakukan secara berulang-ulang.

c. Diksi “bunga”

Penggunaan kata bunga memberi gambaran keindahan.

d. Diksi Resah

Kata resah mengungkapkan kegelisahan.

e. Diksi “darah”

Kata darah sebagai perlambang luka dan penderitaan.

f. Diksi “mimpi”

Kata mimpi mewakili keinginan atau cita-cita.

g. Diksi “duka”

Kata duka memberi gambaran kesedihan atau kekecewaan.

h. Diksi “mayat”

Kata mayat menggambarkan pengorbanan atau kesukarelaan.

i. Diksi “arwah”

Adapun kata arwah dimaknai sebagai kepasrahan.

Berbagai penggunaan kata-kata tersebut dianggap sudah tepat untuk mengungkapkan maksud penulis.

Ia ingin menyampaikan usaha yang terus-menerus dengan memberikan segala sesuatu yang dimiliki sebagai persembahan.

Sekalipun, tanggapan dari kau yang kurang menerima semua yang diberikan si aku. Hal ini ditunjukkan dengan kata tapi sebagai kata yang menunjukkan pertentangan.

2. Majas
a. Hiperbola

Adapun gaya bahasa atau majas yang digunakan dalam puisi tersebut menunjukkan adanya majas yang melebih-lebihkan atau hiperbola.

Hal ini ditunjukkan dengan si aku yang membawakan resah, darah, mimpi, mayat, dan arwah sebagai persembahan pada seseorang.

Perilaku si aku tampak sebagai sesuatu yang berlebihan.

b. Repetisi

Majas lain yang digunakan dalam puisi ini, yaitu majas repetisi atau pengulangan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pengulangan kata /aku bawakan … padamu/tapi kau bilang …/ yang diulang berkali-kali dalam setiap larik sebagai penegasan.

Adanya majas hiperbola dan repetisi dalam puisi tersebut sudah sesuai dengan maksud penulis yang ingin mengungkapkan usaha terus-menerus dan berulang yang dilakukan oleh si aku.

Usaha tersebut sudah dilakukan dengan segala kemampuan si aku. Bahkan, si aku sudah memberikan segala yang dimiliki sampai tidak ada tersisa apa pun.

3. Tipografi

Tipografi merupakan cara menata tampilan puisi untuk menciptakan kesan atau makna tertentu. Dalam hal ini, penulis puisi memiliki kebebasan untuk membentuk tampilan puisinya sesuai dengan maksud yang disampaikan dalam puisinya.

Adapun secara tipografi (tata wajah), puisi ini tampak berbeda dengan puisi pada umumnya. Puisi “Tapi” ini pada larik atau baris ganjil selalu berada di kiri atau lurus kiri.

Akan tetapi, pada larik genap selalu menjorok ke dalam atau dimulai dari tengah. Perbedaan ini menyiratkan adanya pertentangan dalam makna kedua larik tersebut.

Hal ini juga menunjukkan adanya ketidaksejajaran antara sosok aku dan kau. Seperti adanya ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Puisi ini terdiri atas 1 bait dengan 16 larik atau baris. Baris pertama hingga baris ke-14 terdiri atas 4 kata. Adapun baris ke-15 terdiri atas 5 kata dan baris ke-16 terdiri atas satu kata.

Dengan demikian, tipografi atau pengaturan wajah puisi tersebut sangat tepat. Tipografi tersebut berfungsi membentuk tampilan visual, memberikan efek keindahan pada bentuknya, serta mendukung makna atau maksud yang terkandung dalam puisi.

4. Rima

Dalam hal rima, penyair menggunakan pola rima sejajar. Rima sejajar berarti persamaan bunyi yang terbentuk karena sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik/baris yang sejajar dengan pertimbangan kesamaan makna.

Hal ini tampak pada beberapa kata tertentu yang diulang-ulang secara sejajar, seperti kata aku, bawakan, padamu, tapi, dan bilang.

Selain itu, kata-kata tersebut banyak mengandung asonansi bunyi vokal a, u, dan i yang dapat menimbulkan kesan kelembutan, kemerduan, dan keindahan bunyi. Hal tersebut memperkuat efek makna ketekunan, keinginan, dan kepasrahan.

Baca:

1. Diksi Dalam Puisi-Unduh

2. Majas Dalam Puisi Padamu Jua-Unduh

3. Citraan dalam Puisi Padamu Jua-Unduh

4. Denotasi Konotasi Puisi Sapardi-Unduh

5. Tema dan Suasana dalam Puisi: Penjelasan, Soal, Kunci Jawabannya-Unduh

6. Kata Konkret Puisi Hujan di Bulan Juni-Unduh

7. Makna Kata Konkret Puisi Cintaku Jauh di Pulau-Unduh

8. Pembacaan Puisi dengan Intonasi dan Metode yang Sesuai-Unduh

9. Kata Konotasi Puisi “Candra” Karya Sanusi Pane-Unduh

10. Tanggapan terhadap Antologi Puisi-Unduh

11. Jenis Puisi dan Contohnya-Unduh

12. Memahami Teks Diskusi: Pro Kontra Puisi Esai-Unduh

Demikian penjelasan mengenai Menilai Puisi: “Tapi” Soetardji Calzoum Bachri. Semoga bermanfaat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *