Ejaan dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7

Ejaan dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7

paket-wisatabromo.com-Semester 2 telah tiba. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 6. Materi pertemuan selanjutnya pada bab 6 ini adalah Ejaan dalam Surat Dinas. Materi ini merupakan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Bab 6 SMP MTS Kelas 7.

Ejaan dalam Surat Dinas

Sehubungan dengan penulisan surat dinas, sejumlah aspek penggunaan ejaan yang perlu diperhatikan adalah berikut ini.

1. Penulisan huruf miring dan penulisan huruf kapital

2. Penulisan kata dasar, dan penulisan kata berimbuhan

3. Penulisan kata ulang

4. Penulisan gabungan kata

5. Penulisan kata majemuk

6. Penulisan kata ganti

7. Penulisan kata depan

8. Penulisan kata sandang dan partikel

9. Penulisan singkatan

10. Penulisan Akronim

11. Penulisan Unsur Serapan

12. Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku

13. Penggunaan Bentuk Istilah dalam Surat Dinas

Berikut ini adalah penjelasan ketiga belas hal yang berkaitan dengan ejaan tersebut.
1. Penulisan Huruf Miring dan Penulisan Huruf Kapital,
a. Penulisan Huruf Miring

1). Huruf miring untuk menuliskan judul buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang dikutip di dalam teks.

2). Huruf miring untuk menuliskan huruf, kata, atau istilah yang dikhususkan/ditegaskan.

3). Huruf miring untuk menuliskan kata atau istilah asing, termasuk istilah ilmiah, dan kata atau istilah yang diambil dari bahasa daerah.

b. Penulisan Huruf Kapital

1). Huruf kapital seluruhnya digunakan untuk menuliskan judul utama, judul bab, judul kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.

2). Huruf kapital pada setiap awal kata digunakan untuk menuliskan judul-judul sub-bab, nama Tuhan, nama nabi, nama agama, nama kitab suci, nama diri, nama tahun, nama bulan, nama hari, nama gelar, nama jabatan, nama pangkat, nama sapaan, dan nama geografi.

2. Penulisan Kata Dasar dan Penulisan Kata Berimbuhan
a. Kata dasar

Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan, tidak dipisah-pisah. Misalnya, kata mereka tidak dituliskan sebagai me re ka, kata datang tidak dituliskan sebagai da tang, dll.

b. Kata berimbuhan

Penulisan Kata Berimbuhan (Berafiks) Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: berbicara, potongan, didatangi, kehadiran, gelembung, gemetar, gerigi

3. Penulisan Kata Ulang

Penulisan Kata Ulang Penulisan kata ulang digunakan tanda hubung.

Perhatikan hal berikut.

a. Kata ulang penuh:  Contoh: anak-anak, rumah-rumah, kesebelasankesebelasan

b. Kata ulang sebagian: Contoh: berlari-lari, mendorong-dorong

c. Kata ulang dengan penambahan imbuhan:  Contoh: rumah-rumahan, mobil-mobilan

d. Kata ulang bervariasi bunyi: Contoh: bolak-balik, pontang-panting, compang-camping

e. Kata ulang semu (bentuk ulang) Contoh: ubur-ubur, laba-laba, kunang-kunang

4. Penulisan Gabungan Kata

Gabungan kata ditulis terpisah jika tidak berimbuhan atau hanya mendapatkan imbuhan awalah atau akhiran.

Contoh:bergaris bawah, tanda tangani  Gabungan kata ditulis serangkai apabila mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, konfiks, atau salah satu unsurnya berupa unsur terikat.

Contoh: menggarisbawahi, penandatanganan, ketidakadilan tunawisma, pascasarjana, seniman, wartawan, subseksi, nonseksi, non-Amerika, non-Indonesia

5. Penulisan Kata Majemuk

Gabungan kata yang membentuk satu kesatuan makna, berstruktur tetap, dan tidak dapat disisipi bentuk lain di antaranya disebut kata majemuk.

Penulisan kata mejemuk ada beberapa variasi, yakni sebagai beikut.

a. Kata majemuk:penulisan unsurnya terpisah.  Contoh: orang tua, simpang empat, persegi panjang,   rumah sakit umum pusat

b. Kata majemuk:penulisannya dengan tanda hubung (jika dikhawatirkan salah pengertian) Contoh:  alat pandang-dengar, anak-istri saya mesin-hitung tangan,  buku sejarah-modern

c. Kata majemuk: penulisannya dirangkai Contoh: alhamdulillah, adakalanya, barangkali,   kasatmata, kepada, kilometer, radioaktif,  saptamarga, saripati, sukacita, sukarela, dll.

6. Penulisan Kata Ganti

Penulisan Kata Ganti ku, kau, mu, nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti, sedangkan kata mu, ku, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului. Contoh: kumiliki, kaupinjam, bukumu, rumahnya

7. Penulisan Kata Depan

Penulisan Kata Depan di, ke, dari, pada Kata depan di, ke, dari, pada ditulis terpisah dari kata yang mengikuti, kecuali kata kepadadan daripadayang lazim ditulis serangkai sebagai kata majemuk. Contoh: di rumah, ke tengah, dari kota, pada saya,ke mana, di mana, di seberang

Berbeda dengan hal tersebut: Contoh: keluar x  masuk,dikeluarkan, diketengahkan, kemarilah

8. Penulisan Kata Sandang dan Penulisan Partikel

a. Penulisan Kata Sandang si, sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:    Dia akan menemui si Jambul.   Hargailah sang Merah Putih!

b. Penulisan Partikel lah, kah, tah, pun, per

1). Partikel lah, kah, tah, ditulis  serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: bacalah, siapakah, apatah

2). Partikel pun Partikel pun digabung jika membentuk kata penghubung: Contoh: Walaupun hujan, ….

Biarpun jauh, ….

Meskipun begitu, ….

3). Partikel pun ditulis terpisah jika tidak membentuk kata penghubung: Contoh: Kami pun berangkat.

Duduk pun dia tidak sanggup.

9. Penulisan Singkatan

Singkatan adalah kependekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dlafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya. Perhatikan contoh berikut.

a. BPD     be-pe-de,  PT pe-te,  KPU ka-pe-u

b. sdr. saudara dll. dan lain-lain dst. dan seterusnya

c. a.n. atas nama  bukan  a/n

d. u.p. untuk perhatian  bukan  u/p

e. s.d. sampai dengan  bukan  s/d

f. d.a. dengan alamat  bukan  d/a

10. Penulisan Akronim

Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, atau gabungan huruf awal dan suku kata yang diulis dan dilafalkan seperti kata biasa. Perhatikan contoh berikut.

a. raker  rapat kerja, tapol  tahanan politik,  taplus   tabungan plus

b. FISE  Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, SIM  Surat Izin Mengemudi, IKIP  Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

c. Depdinas  Departemen Pendidikan Nasional, Kadin  Kantor Dagang dan Industri, Kapolsek  Kepala Polisi Sektor

11. Penulisan Unsur Serapan

Penulisan unsur serapan ada tiga cara, yakni penerjemahan, penyesuaian ejaan, dan penerjemahan sekaligus penyerapan.

a. Penerjemahan shophouse  ruko  (rumah toko) industrian estate  kawasan industri balanced budget  anggaran berimbang

b. Penyesuaian ejaan structure   struktur energy   energi standardization  standardisasi

c. Penerjemahan dan penyerapan subdivision  subdevisi inflation rate  laju inflasi main clause  klausa inti

12. Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku: kata yang pengucapan dan penulisannya sesuai dengan kaidah yang telah dibakukan (EYD, Tata Bahasa Baku, KUBI).

Ciri Kata Baku tersaji berikut ini.
a. Tidak dipengaruhi bahasa daerah/dialek.

Baku                                        Tidak Baku

saya                                         gue

mengapa                                 kenapa

bertemu                                  ketemu

berkata                                    bilang

b. Tidak dipengaruhi bahasa asing.

Baku                                        Tidak Baku

kantor tempat …                    kantor dimana …

banyak guru                            banyak para guru

kesempatan lain                     lain kesempatan

program lembaga                   program daripada lembaga

c. Bukan merupakan bahasa percakapan

Baku                                        Tidak Baku

dengan dia                              sama dia

memberi                                 mengasih

tidak                                        enggak

tetapi                                       tapi

d. Pemakaian imbuhan secara nyata

Baku                                        Tidak Baku

ia bekerja keras                      ia kerja keras

ia membawa buku                  ia bawa buku

e. Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat

Baku                                        Tidak Baku

disebabkan oleh                      disebabkan karena

lebih besar daripada               lebih besar dari

f. Tidak terkontaminasi (tidak rancu)

Baku                                        Tidak Baku

berkali-kali                              berulang kali

mencoba                                 menyoba

mengajar siswa                        mengajar bahasa

memperlebar          memperlebarkan

g. Tidak mengandung pleonasme

Baku                                        Tidak Baku

para tamu                               para tamu-tamu

hadirin                                     para hadirin

zaman dahulu                         zaman dahulu kala

naik                                         naik ke atas

h. Tidak mengandung hiperkorek

Baku                                        Tidak Baku

hipotesis                                  hipotesa

ahli                                          akhli

apotek                                     apotik

konkret                                    kongkrit

asas                                         azaz

bus                                           bis

favorit                                     faforit

hierarki                                   hirarki

subjek                                      subyek

aktif                                         aktip

13. Penggunaan Bentuk Istilah

Aspek penggunaan dan pembentukan istilah yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat dinas adalah

a. sumber pembentukan istilah,

b. prosedur pembentukan istilah,

c. tata bahasa istilah,

d. makna istilah,

e. istilah singkatan dan lambang, dan

f. ejaan dalam peristilahan.

Pembentukan istilah dalam bahasa Indonesia dapat bersumber dari tiga kemungkinan, yaitu kosakata umum bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, atau kosakata bahasa asing. Kosakata umum bahasa Indonesia dapat dijadikan sumber atau bahan pembentukan istilah dengan memperhatikan persyaratan berikut (1975: 12).

a. Kata yang paling tepat dan tidak menyimpang maknanya apabila ada dua kata atau lebih yang menunjukkan makna yang bersamaan.

b. Kata yang paling singkat jika ada dua kata atau lebih yang mempunyai rujukan yang sama.

c. Kata yang bernilai rasa (konotatif) baik dan yang sedap disengar (eufonik).

d. Kata umum yang diberi makna baru atau makna khusus dengan jalan menyempitkan atau meluaskan  makna asal.

Misalnya: gaya, garis bapak, suaka politik, titik sudut, pejabat teras, peka,  jejari, tapak

Apabila di dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan, hendaknya dicari istilah dalam bahasa serumpun (yang memiliki makna sesuai).  Misalnya:  timbel (Jawa) —    lead (Inggris)     gambut (Banjar) —    peat (Inggris)      nyeri (Sunda) —    pain (Inggris)

Demi keseragaman, istilah asing yang diutamakan adalah istilah dari bahasa Inggris yang pemakaiannya sudah internasional, yakni istilah yang dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.

Penulisan istilah ini sedapat-dapatnya dilakukan dengan mengutamakan ejaannya dalam bahasa sumber, tanpa mengabaikan segi lafal.

Perhatikan contoh berikut!

Bahasa Inggris            Bahasa Indondesia

atom                            atom

electron                       elektron

logistics                       logistik

system                         sistem

fundamental                           fundamental

Untuk mendalami lebih lanjut masalah-masalah yang terkait dengan prosedur pembentukan istilah, tata bahasa istilah,  makna istilah, istilah singkatan dan lambang, dan ejaan dalam peristilahan, silakan baca buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah (1975:12−41).

Baca:

1. Menganalisis Isi Surat Pribadi Beserta Tujuannya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

2. Bahasa Surat Pribadi dan Bentuknya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

3. Menganalisis Isi Surat Resmi Beserta Tujuannya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

4. Jenis-Jenis Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

5. Pronomina dalam Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

6. Bagian-Bagian Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

7. Menulis Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

8. Jenis Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

9. Istilah dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

10. Pungtuasi dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

11. Kalimat dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

12. Paragraf dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

13. Gaya Bahasa Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

14. Gaya Bahasa Lain dalam Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

15. Bahasa dalam Surat Dinas Lengkap: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

16. Membandingkan Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

17. Perbedaan Surat Dinas dengan Surat Resmi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

18. Contoh Surat Dinas dan Surat Resmi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh

Demikianlah pembahasan mengenai Ejaan dalam Surat Dinas sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7. Semoga bermanfaat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *