Pungtuasi dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7
paket-wisatabromo.com-Semester 2 telah tiba. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 6. Materi pertemuan selanjutnya pada bab 6 ini adalah Pungtuasi dalam Surat Dinas. Materi ini merupakan Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Bab 6 SMP MTS Kelas 7.
Pungtuasi dalam Surat Dinas
Menurut KBBI Daring, pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara konvensional untuk memisahkan pelbagai bagian dari satuan bahasa tertulis; tanda baca.
Aspek penggunaan pungtuasi yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat dinas, antara lain tersaji berikut ini.
1. Penggunaan tanda titik,
2. Penggunaan tanda koma,
3. Penggunaan tanda titik koma,
4. Penggunaan tanda titik dua,
5. Penggunaan tanda hubung
6. Penggunaan tanda pisah,
7. Penggunaan tanda elips,
8. Penggunaan tanda tanya dan tanda seru,
9. Penggunaan tanda kurung kecil,
10. Penggunaan tanda petik dobel, dan
11. Penggunaan garis miring.
Berikut ini dijelaskan kesebelas aspek tersebut.
1. Penggunaan Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai dalam beberapa hal seperti tersaji berikut ini.
a. Tanda titik dipakai di akhir kalimat berita.
b. Di samping itu, dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau bab. Contoh: II. 1. A. 1.1 B. 1.2 1. 1.2.1 2. 1.2.2 a. 2. b. 2.1
c. Tanda titik dipakai pula untuk memisahkan angka jam, menit, detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik). Penulisan waktu dengan angka ada dua cara berikut. pukul 9.00 pagi pukul 09.30 pukul 12.00 siang pukul 11.30 pukul 8.00 malam pukul 22.00
d. Tanda titik dipakai juga untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh: 24.200 orang, 11.000.000 orang
Tanda titik tidak dipakai dalam hal-hal berikut.
a. Pemisahan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
b. Penulisan akronim dan penulisan singkatan yang diambil huruf awalnya.
Contoh: MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) UUD (Undang-Undang Dasar)
Mendikbud (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) Sekjen (Sekretaris Jenderal) ormas (organisasi massa) tilang (bukti pelanggaran).
c. Penulisan singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya: Cu (Kuprum), cm (senti meter), l (liter), Rp 558,00 (lima ratus lima puluh delapan rupiah).
d. Penulisan judul karangan, judul tabel, judul gambar.
e. Penulisan alamat pengirim/penerima dan tanggal surat. Contoh: Jalan Sudirman 45 Yogyakarta 30 Januari 2016
2. Penggunaan Tanda Koma ( , )
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Pengiriman surat biasa, surat kilat, atau surat kilat khusus memerlukan prangko.
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan antara klausa dalam kalimat setara yang didahului kata tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali.
Contoh: Ini bukan buku saya, melainkan buku teman saya. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.
Contoh: Kalau ada undangan, saya akan datang.
c. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubungan antarkalimat yang berada di awal kalimat, seperti oleh karena itu, dengan demikian, jadi, meskipun begitu.
Contoh: Anak itu rajin dan pandai. Oleh sebab itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh atau kata-kata sapaan, seperti Bu, Dik, Mas.
Contoh: Wah, bukan main! Mas, kapan pulang? Mengapa kamu diam saja, Dik?
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain. Contoh: Kata Ibu, ―Saya gembira sekali.
f. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagianbagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.
Contoh: Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indondesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Pusat Surabaya, 30 Juni 2011
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibaliksusunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
h. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh: Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25. i.Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik. Contoh: Ny. Siti Aminah, S.E., M.M.
j. Tanda koma dipakai di depan angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang ditulis dengan angka. Contoh: 27,3 kg, Rp7.500,00
k. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan. Contoh: Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
l. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca. Contoh: Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara.
3. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan antara klausa dalam kalimat majemuk setara.
Contoh: Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang kerjanya; saya sendiri asyik memetik gitar.
b. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa kelompok kata, sebelum perincian terakhir tidak digunakan kata dan. Contoh: Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
(1) berkewarganegaraan Indonesia; (2) berbadan sehat; (3) berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya; (4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
c. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagianbagian pada kalimat majemuk setara apabila pada setiap bagian itu dipisahkan oleh tanda baca atau kata hubung.
Contoh: Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
4. Penggunan Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: Jurusan sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai setelah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Tempat : Ruang Sidang Utama Pembawa Acara : Sukoco S.
Hari, tanggal : Kamis, 30 Juni 2011 Waktu : 09.00—10.30
c. Tanda titik dua dipakai di antara jilid/nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci, judul dan anak judul sebuah karangan, nama kota dan penerbit buku acuan.
Contoh: Horison, XIII, No. 8/2008: 10 Surah Yasin: 9 Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahasa.
5. Penggunaan Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh: ca-ra, da-tang, tam-pak, meng-ukur, per-tahan-an, pingit-an.
b. Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
c. Tanda hubung dipakai untuk menghubungkan bagianbagian tanggal, bulan, tahun dan mengubungkan huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Contoh: 30-6-2011; p-a-n-i-t-i-a
d. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata dan memperjelas penghilangan bagian kelompok kata. Contoh: ber-evolusi, dua-puluh ribuan (20 x 1.000), dua-puluh-ribuah (1 x 20.000)
6. Penggunaan Tanda Pisah (─)
a. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Contoh: Kemerdekaan itu —hak segala bangsa— harus dipertahankan.
b. Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan lain sehingga kalimat lebih jelas.
Contoh: Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia─amanat Sumpah Pemuda─harus terus ditingkatkan.
c. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‗sampai dengan‘ atau ‗sampai ke‘. Contoh: Tahun 1940─1945 Tanggal 5─10 Juni 2011 Bandung─Jakarta
7. Penggunaan Tanda Tanya (?), Tanda Seru ( ! ), dan Tanda Elipsis ( … )
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh: Kapan dia menulis surat dinas?
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan/pernyataan yang berupa seruan atau perintah. Contoh: Merdeka! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Alangkah menariknya bahasa surat Anda!
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Contoh: Kalau begitu …, marilah kita laksanakan.
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam kalimat ada bagian yang dihilangkan. Contoh: Pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas. Sebab-sebab kemerosotan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah ….
8. Penggunaan Tanda Petik Dobel (“ “)
a. Tanda petik dobel digunakan untuk mengapit petikan langsung. Contoh: Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, ―Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. ―Saya belum siap, kata dia, ―tunggu sebentar!
b. Tanda petik dobel digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh: Sajak ―Pahlawanku terdapat dalam halaman 5 buku itu. Saya sedang membaca ―Peningkatan Hidup Petani di Pedesaan dalam buku Pembangunan Ekonomi Masyarakat Madani.
c. Tanda petik dobel dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang bermakna khusus. Contoh: Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama ―cutbrai.
d. Tanda petik dobel digunakan sebagai pengganti idem atau sda (sama dengan atas). Contoh: zaman bukan jaman bus bukan bis
e. Tanda petik dobel digunakan untuk mengapit petikan langsung. Contoh: Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, ―Bahasa negara adalah bahasa Indonesia. ―Saya belum menulis alamat, kata dia, ―tunggu sebentar!
9. Penggunaan Tanda Kurung Kecil (( ))
a. Tanda kurung kecil dipakai untuk mengapit tambahan keterangan/penjelasan. Contoh: Anak itu tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Dia akan mencari kartu tanda penduduk (KTP).
b. Tanda kurung kecil dipakai untuk mengapit penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Contoh: Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
c. Tanda kurung kecil dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
d. Tanda kurung kecil dipakai untuk msngapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan. Contoh: Pendaftar baru harus melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.
10. Penggunaan Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun ajaran. Contoh: No. 10/PK/2011, Jalan Kramat III/15, tahun ajaran 2010/2011
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Contoh: lewat darat/laut ‗lewat darat atau lewat laut‘ harganya Rp1.500,00/lembar ‗harganya Rp1.500,00 setiap lembar‘ tindakan penipuan dan/atau penganiayaan ‗tindakan penipuan dan penganiayaan, tindakan penipuan atau penganiayaan‘
11. Penggunaan Tanda Penyingkat/Apostrof (‘ )
Tanda apostrof dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka tahun. Contoh: Dia ‗kan sudah kusurati. (‗kan: bukan) Yogyakarta , 20 Januari ‗16 (‗16: 2016).
Baca:
1. Menganalisis Isi Surat Pribadi Beserta Tujuannya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
2. Bahasa Surat Pribadi dan Bentuknya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
3. Menganalisis Isi Surat Resmi Beserta Tujuannya: Bahan Ajar Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
4. Jenis-Jenis Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
5. Pronomina dalam Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
6. Bagian-Bagian Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
7. Menulis Surat Pribadi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
8. Jenis Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
9. Ejaan dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
10. Istilah dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
11. Kalimat dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
12. Paragraf dalam Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
13. Gaya Bahasa Surat Dinas: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
14. Gaya Bahasa Lain dalam Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
15. Bahasa dalam Surat Dinas Lengkap: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
16. Membandingkan Surat: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
17. Perbedaan Surat Dinas dengan Surat Resmi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
18. Contoh Surat Dinas dan Surat Resmi: Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7-Unduh
Demikianlah pembahasan mengenai Pungtuasi dalam Surat Dinas sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kurmer Bab 6 SMP MTS Kelas 7. Semoga bermanfaat.