Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh”
paket-wisatabromo.com-Semester 2 telah tiba. Saatnya kalian memasuki materi pelajaran Bahasa Indonesia bab 4. Materi pertemuan pertama pada bab 4 ini adalah membahas Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi.
Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi merupakan salah satu unsur bahasa dari suatu berita. Artinya, unsur bahasa dalam teks berita bukanlah hanya kalimat Majemuk saja, melainkan masih ada unsur bahasa lainnya. Pada artikel berikutnya akan dibahas satu per satu unsur kebahasaan dalam teks berita.
Dengan mengetahui Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi ini kalian sudah dapat dikatakan memahami salah satu unsur kebahasaan dalam teks berita. Jadi, pemahaman terhadap Kalimat Majemuk dalam Berita merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh kalian.
Berikut ini adalah Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi beserta penjelasannya.
Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Untuk Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat.
Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
a. Kalimat Majemuk Setara
b. Kalimat Majemuk Rapatan
c. Kalimat Majemuk Bertingkat
d. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
Pengertian Kalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan dan Urutan Waktu.
Jenis | Konjungsi |
Penggabungan | dan, serta |
Penguatan/Penegasan | bahkan |
Pemilihan | atau |
Berlawanan | sedangkan, tetapi, namun, melainkan |
Urutan Waktu | kemudian, lalu, lantas |
Contoh:
Rani pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk setara)
Kalimat majemuk rapatan
Pengertian Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
Kalimat majemuk bertingkat
Pengertian Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda.
Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat, perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.
Jenis Konjungsi
1. syarat: jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
2. tujuan: agar, supaya, biar
3. perlawanan (konsesif): walaupun, kendati(pun), biarpun
4. penyebaban: sebab, karena, oleh karena
5. pengakibatan: maka, sehingga
6. cara: dengan, tanpa
7. alat: dengan, tanpa
8. perbandingan: seperti, bagaikan, alih-alih
9. penjelasan: bahwa
10. kenyataan: padahal
Contoh:
Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat majemuk campuran
Pengertian Kalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)
Pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas.
Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja.
Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik simpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. u Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S-P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S-P-O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat Dasar Berpola S-P-Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S-P-O-Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S-P-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar Berpola S-P-Pel.-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Kalimat Dasar Berpola S-P-O-Pel.-K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Kalimat berpelengkap menggunakan kata pelengkap untuk membuat kalimat supaya menjadi utuh.
Kalimat Majemuk dalam teks “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh
Cermati Berita eksplanasi “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh, Ini Penjelasan BMKG”,
Nationalgeographic.co.id-Warganet ramai memperbincangkan video viral tentang awan berbentuk tsunami di atas Kota Meulaboh, Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020).
Akun Twitter @masawep atau Arief Arbianto yang menggunggah video tersebut menulis, “Mohon doanya agar Kota Meulaboh baik2 saja.
Pemandangan awan pagi ini di atas kota Meulaboh, Aceh Barat. Melihat fenomena alam yang viral ini, sebagian masyarakat bertanya-tanya apakah awan ini pertanda datangnya bencana alam.
Menanggapi viralnya video fenomena awan tersebut, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin, pun angkat bicara.
Miming menuturkan bahwa memang benar fenomena awan berbentuk seperti tsunami di video tersebut merupakan fenomena yang relatif jarang terjadi.
“Secara ilmiah, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan arcus,” kata Miming kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020).
Untuk diketahui, awan arcus adalah jenis awan rendah dan memiliki formasi pembentukan horizontal.
Dijelaskan Miming, awan arcus ini terbentuk sebagai hasil ketidakstabilan atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara yang lebih dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembap naik.
“Sehingga terbentuklah tipe awan arcus yang pola pembentukannya horizontal,” jelasnya.
Dampak Munculnya Awan Arcus Terkait pertanyaan warganet, Miming juga menyebutkan bahwa awan arcus ini memang cukup potensial menimbulkan berbagai kondisi cuaca buruk.
Kondisi cuaca buruk atau ekstrem yang bisa terjadi di antaranya adalah angin kencang serta hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir.
Oleh sebab itu, Miming menegaskan kepada masyarakat agar dapat tetap waspada dengan segala potensi yang bisa terjadi itu. Tidak hanya itu, para nelayan juga diingatkan untuk selalu mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi.
“Antisipasi bagi para nelayan yaitu agar berlindung dan menjauhi daerah tersebut karena dapat menyebabkan angin kencang, serta hujan lebat yang disertai kilat atau petir,” tegasnya.
Tidak berkaitan dengan potensi gempa dan mistis Potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah dihubungkan dengan munculnya fenomena awan arcus tersebut.
Akan tetapi, fenomena awan arcus ini tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau kisah-kisah mistis yang diisukan oleh masyarakat.
“Keberadaan awan ini tidak ada kaitannya dengan potensi gempa maupun hal mistis karena murni merupakan fenomena awan yang terjadi akibat adanya dinamika atmosfer,” jelasnya.
Namun begitu, masyarakat diminta tetap waspada jika menemukan pembentukan awan seperti ini karena dapat menimbulkan potensi hujan lebat.
Jenis kalimat Majemuk dalam teks “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh”
1. Warganet ramai memperbincangkan video viral tentang awan berbentuk tsunami di atas Kota Meulaboh, Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020) (Kalimat Majemuk Campuran).
Warganet (S)
ramai memperbincangkan (P)
video viral (Pelengkap)
tentang awan berbentuk tsunami di atas Kota Meulaboh, Provinsi Aceh, Senin (10/8/2020)(Ket): (S-P-Pel-Ket Tempat-Ket Waktu)
Polanya adalah S-P-Pelengkap-Keterangan yang terdiri atas:S-P-Pel-Ket Tempat-Ket Waktu)
2. Akun Twitter @masawep atau Arief Arbianto yang menggunggah video tersebut menulis, “Mohon doanya agar Kota Meulaboh baik2 saja.(kalimat majemuk campuran).
Akun Twitter @masawep(S1)
atau (Konjungsi pemilihan)
Arief Arbianto (S2)
yang menggunggah (P)
video tersebut (O)
menulis (P), “Mohon (P)
doanya (Pel)
agar Kota Meulaboh baik2 saja (ket Tujuan)
Untuk keterangan tujuan terdiri atas:
agar (Konjungsi tujuan)
kota meulaboh (S)
baik-baik saja (P)
Jadi, Pola kalimatnya adalah (S1-Konjungsi Pemilihan-S2-P-O-P-P-Pel-Ket. Tujuan (konjungsi tujuan-S-P))
3. Pemandangan awan pagi ini di atas kota Meulaboh, Aceh Barat.(kalimat majemuk setara rapatan)
Pemandangan awan (S)
pagi ini (Ket. Waktu)
di atas kota Meulaboh, Aceh Barat (Ket. tempat)
Untuk pola kalimat nomor 3 ini adalah S-P-Kw-Kt
4. Melihat fenomena alam yang viral ini, sebagian masyarakat bertanya-tanya apakah awan ini pertanda datangnya bencana alam.(kalimat majemuk campuran)
Melihat (P)
fenomena alam yang viral ini (O),
sebagian masyarakat (S)
bertanya-tanya (P)
apakah awan ini (S)
pertanda datangnya (P)
bencana alam (Pelengkap), jadi pola kalimatnya adalah (P-O-S-P-S-P-Pelengkap)
5. Menanggapi viralnya video fenomena awan tersebut, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, Miming Saepudin, pun angkat bicara.(kalimat majemuk campuran)
Menanggapi (P)
viralnya video fenomena awan tersebut, (O),
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini BMKG, (S1)
Miming Saepudin (S2),
pun angkat bicara (P), pola kalimat ini adalah (P-O-S1-S2-P)
6. Miming menuturkan bahwa memang benar fenomena awan berbentuk seperti tsunami di video tersebut merupakan fenomena yang relatif jarang terjadi.(kalimat majemuk campuran)
Miming (S)
menuturkan (P)
bahwa memang benar fenomena awan berbentuk seperti tsunami di video tersebut merupakan fenomena yang relatif jarang terjadi(O)
O atau Objeknya terdiri atas berikut ini.
bahwa (Konjungsi Penjelas)
memang benar (P)
fenomena awan (S)
berbentuk (P)
seperti (Konjungsi perumpamaan)
tsunami (S)
di video tersebut (Ket)
merupakan (P)
fenomena yang relatif jarang terjadi (Pelengkap), polanya adalah Konjungsi penjelas-P-S-P-Konjungsi Perumpamaan-S-Ket tempat-P
7. “Secara ilmiah, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan arcus,” kata Miming kepada Kompas.com, Senin (10/8/2020).(kalimat majemuk campuran)
Secara ilmiah (Ket Cara),
fenomena awan tersebut (S),
dinamakan (P)
dengan awan arcus (Ket Kesertaan),”
kata Miming(S)
kepada Kompas.com, (Ket. Tujuan)
Senin (10/8/2020) (Ket. waktu), Secara keseluruhan pola kalimatnya adalah S-P-K-S-Kt-Kw.
8. Untuk diketahui, awan arcus adalah jenis awan rendah dan memiliki formasi pembentukan horizontal.(kalimat majemuk campuran).
Untuk (Konjungsi tujuan)
diketahui (P),
awan arcus (S)
adalah (P)
jenis awan rendah (Pel)
dan memiliki (P)
formasi pembentukan horizontal (O), polanya adalah Konjungsi tujuan-P-S-P-Pel-P
9. Dijelaskan Miming, awan arcus ini terbentuk sebagai hasil ketidakstabilan atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara yang lebih dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembap naik. (kalimat majemuk campuran).
Dijelaskan (P),
Miming (Pel),
awan arcus ini (S),
terbentuk (P)
sebagai hasil ketidakstabilan atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara yang lebih dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembap naik (Pel)
Pelengkapnya terdiri atas berikut ini
sebagai hasil (S)/ ketidakstabilan ( P)/ atmosfer (Pel)/sepanjang (Ket. Waktu) atau di depan (Ket.Waktu)/ pertemuan (P)/ massa udara (Pel)/ yang lebih dingin (Ket) yang mendorong(P) massa udara (O)/hangat dan lembap (Ket)/ naik (P).
10. “Sehingga terbentuklah tipe awan arcus yang pola pembentukannya horizontal,” jelasnya.(kalimat majemuk Setara).
Sehingga (konjungsi akibat)
terbentuklah (P)
tipe awan arcus (Pel)
yang pola pembentukannya (P)
horizontal (Pel),”
jelasnya (Ket)
Secara keseluruhan, pola kalimatnya terlihat berikut ini
Konjungsi akbita-P-Pel-P-Pel-Ket
11. Dampak Munculnya Awan Arcus Terkait pertanyaan warganet, Miming juga menyebutkan bahwa awan arcus ini memang cukup potensial menimbulkan berbagai kondisi cuaca buruk.(kalimat majemuk campuran).
Dampak Munculnya Awan Arcus Terkait pertanyaan warganet (Ket),
Miming (S),
juga menyebutkan (P)
bahwa awan arcus ini memang cukup potensial menimbulkan berbagai kondisi cuaca buruk (O).
untuk unsur objek terbagi atas unsur berikut ini.
bahwa (Konjungsi penegasan)
awan arcus ini (S)
memang cukup potensial (P1)
menimbulkan (P2)
berbagai kondisi cuaca buruk (O)
secara keseluruhan, pola kalimatnya adalah K-S-P-O:Konjungsi penegasan-S-P1-P2-O
12. Kondisi cuaca buruk atau ekstrem yang bisa terjadi di antaranya adalah angin kencang serta hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir.(kalimat majemuk campuran)
Kondisi cuaca buruk atau ekstrem yang bisa terjadi di antaranya (S)
adalah (P)
angin kencang (Pel 1)
serta hujan lebat (Pel2)
yang dapat disertai kilat atau petir (Ket)
Untuk unsur S terdiri atas berikut ini
Kondisi cuaca (S)
buruk atau ekstrem (P1)
yang bisa terjadi (P2)
di antaranya (P3)
Pola kalimat secara keseluruhan adalah: S:S-P1-P2-P3- P-Pel1-Pel2-Ket
13. Oleh sebab itu, Miming menegaskan kepada masyarakat agar dapat tetap waspada dengan segala potensi yang bisa terjadi itu.(kalimat majemuk campuran).
Oleh sebab itu, Miming (S)
menegaskan (P)
kepada masyarakat (Pel)
agar dapat tetap waspada dengan segala potensi yang bisa terjadi itu (K tujuan)
Untuk keterangan tujuan terbagi atas unsur berikut ini
agar (konjungsi Tujuan)
dapat tetap waspada (P)
dengan (konjungsi kesertaan)
segala potensi (Pel)
yang bisa terjadi itu (P)
Untuk pola kalimat secara keseluruhannya adalah S-P-Pel-K: Konjungsi tujuan-P-konjungsi kesertaan-Pel-P
14.Tidak hanya itu, para nelayan juga diingatkan untuk selalu mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi.(kalimat majemuk campuran)
Tidak hanya itu (P)
para nelayan (S)
juga (Konjungsi penambahan)
diingatkan (P)
untuk selalu mengantisipasi segala kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi (Ket. Tujuan)
Keterangan tujuan dalam kalimat di atas terdiri atas
untuk (Konjungsi tujuan)
selalu mengantisipasi (P)
segala kemungkinan bencana alam (Pel)
yang bisa terjadi (P)
P-S-P-K: P-Pel-P adalah pola kalimat di atas secara keselurahn
15.“Antisipasi bagi para nelayan yaitu agar berlindung dan menjauhi daerah tersebut karena dapat menyebabkan angin kencang, serta hujan lebat yang disertai kilat atau petir,” tegasnya.(kalimat majemuk campuran).
Antisipasi (P)
bagi para nelayan (Pel)
yaitu (P)
agar berlindung (P)
dan menjauhi (P)
daerah tersebut (Pel)
karena dapat menyebabkan angin kencang, serta hujan lebat yang disertai kilat atau petir,” tegasnya. (Ket. Sebab)
Untuk keterangan sebab, bisa diuraikan menjadi:
karena (Konjungsi Sebab)
dapat menyebabkan (P)
angin kencang (O)
serta (konjungsi penambahan)
hujan lebat (O)
yang disertai (P)
kilat atau petir (Pel)
tegasnya (Pel)
P-Pel-P-P-P-Pel-Ket. Sebab: konjungsi sebab-P-O-Konjungsi penambahan-O-P-Pel-Pel
16. Tidak berkaitan dengan potensi gempa dan mistis Potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah dihubungkan dengan munculnya fenomena awan arcus tersebut.(kalimat majemuk campuran)
Tidak berkaitan (P)
dengan (Konjungsi Kesertaan)
potensi (P)
gempa (Pel)
dan (Konjongsi penambahan)
mistis Potensi (pel)
terjadinya (P)
cuaca ekstrem (Pel)
di wilayah (Ket Tempat)
dihubungkan (P)
dengan (Konjungsi Kesertaan)
munculnya (P)
fenomena awan arcus tersebut (Pel), polanya adalah: P-Konjungsi kesertaan-P-Pel-Konjungsi penambahan-Pel-P-Pel-Keterangan tempat-P-Keterangan kesertaan-P
17. Akan tetapi, fenomena awan arcus ini tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau kisah-kisah mistis yang diisukan oleh masyarakat.(kalimat majemuk campuran)
Akan tetapi (Konjungsi pertentangan)
fenomena awan arcus ini (S)
tidak ada kaitannya (P)
dengan potensi gempa atau kisah-kisah mistis yang diisukan oleh masyarakat (K).
Fungsi keterangan terdiri atas:
dengan (Konjungsi Kesertaan)
potensi gempa (S)
atau (konjungsi pemilihan)
kisah-kisah mistis (S)
yang diisukan (P)
oleh masyarakat (O), polanya adalah S-P-K: konjungsi kesertaan-S-konjungsi pemilihan-S-P
18. “Keberadaan awan ini tidak ada kaitannya dengan potensi gempa maupun hal mistis karena murni merupakan fenomena awan yang terjadi akibat adanya dinamika atmosfer,” jelasnya. (kalimat majemuk campuran).
Keberadaan awan ini (S)
tidak ada kaitannya (P)
dengan potensi gempa maupun hal mistis (Ket Kesertaan)
karena murni merupakan fenomena awan yang terjadi akibat adanya dinamika atmosfer,” (ket. Sebab)
jelasnya (P)
Untuk keterangan kesertaan dapat dirinci lagi menjadi:
dengan (Konjunsi kesertaan)
potensi gempa (S)
maupun (Konungsi Penambahan)
hal mistis (S)
sedangkan untuk fungsi Keterangan sebab memiliki fungsi kalimat sebagai berikut
karena (konjungsi sebab)
murni (S)
merupakan (P)
fenomena awan (Pel)
yang terjadi (P)
akibat adanya dinamika atmosfer (Pel), jadi, pola kalimat ini adalah: S-P-Ket Kesertaan: (Konjungsi kesertaan-S- konjungsi penambahan-S)-keterangan Sebab: ( konjungsi sebab-S-P-Pel-P
19. Namun begitu, masyarakat diminta tetap waspada jika menemukan pembentukan awan seperti ini karena dapat menimbulkan potensi hujan lebat. (kalimat majemuk campuran).
Namun begitu konjungsi pertentangan)
masyarakat (S)
diminta (P)
tetap waspada (Pel)
jika menemukan pembentukan awan seperti ini (Keterangan pengandaian).
karena dapat menimbulkan potensi hujan lebat (Keterangan sebab).
Untuk keterangan pengandaian dibagi lagi unsurnya, yaitu:
jika (konjungsi pengandaian)
menemukan (P)
pembentukan awan seperti ini (O)
karena dapat menimbulkan potensi hujan lebat (Ket. Sebab)
Keteranan sebab terdiri atas fungsi kalimat berikut ini
karena (Konjungsi sebab)
dapat menimbulkan (P)
potensi hujan lebat (O)
Konjungsi pengandaian-P-O-Ket. Pengandaian: (konjungsi pengandaian- P-O)-Keterangan Sebab: (konjungsi sebab-P-O).
Materi Teks Berita lainnya dapat diunduh pada tautan di bawah ini.
1. Mengidentifikasi Teks Berita : Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, dan Strukturnya- Unduh
2. Menelaah Teks Berita Berfokus pada Struktur dan Kaidah Kebahasaannya- Unduh
3. Cara Menyajikan Teks Berita secara Tertulis dan Lisan yang Tepat- Unduh
4. Ciri Dasar Ragam Bahasa dalam Teks Berita dan Contohnya yang Tepat-Unduh
5. Cara Menyimpulkan Isi Teks Berita dengan Tepat dan Contohnya- Unduh
6. Menyimpulkan Isi Teks Berita dengan Cara Mudah dan Efektif- Unduh
7. Cara Menyajikan Teks Berita secara Tertulis dan Lisan yang Tepat- Unduh
8. Menulis Teks Berita dengan Cara Mudah dan Menarik- Unduh
9. Unsur Teks Berita: Bahan Ajar Bab 4 SMP MTS Kelas 7- Unsur
10. Struktur Teks Berita dan Contoh Telaahnya yang Tepat: Bahan Ajar Bab 4 SMP MTS Kelas 7 – Unduh
11. Kalimat Tunggal dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh” –Unduh
12. Konjungsi Kronologis dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh” – Unduh
13. Konjungsi Kausalitas dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh” – Unduh
14. Kata Ganti dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh”-Unduh
15. Mengidentifikasi Unsur Berita di Berbagai Media Berdasarkan Buku Bahasa Indonesia SMP Kurikulum Merdeka – Unduh
16. Menulis Teks Berita Sederhana: Menurut Buku Bahasa Indonesia SMP MTs Kurikulum Merdeka- Unduh
17. Kebahasaan dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh”-Unduh
18. Karakteristik Media Informasi: Digital dan Cetak Materi Bab 4 SMP MTs Kelas 7-Unduh
19. Mencari Kosakata dalam Berita: Gerakan Pasukan Muda Pelindung Bumi-Unduh
20. Menganalisis Unsur Teks Berita: Bahan Ajar Bab 4 SMP MTS Kelas 7-Unduh
21. Menganalisis Berita AudioVisual: Bahan Ajar Bab 4 SMP MTS Kelas 7-Unduh
22. Telaah Struktur Teks Berita: Bahan Ajar Bab 4 SMP MTS Kelas 7-Unduh
Demikianlah pembahasan mengenai Kalimat Majemuk dalam Berita Eksplanasi: “Muncul Awan Seperti Gelombang Tsunami di Aceh.” semoga bermanfaat.